Dokter Gadungan Bantul 'Lulusan' Internet: Bukti Pentingnya Second Opinion

avatar
· 阅读量 24
Dokter Gadungan Bantul 'Lulusan' Internet: Bukti Pentingnya Second Opinion
Dokter gadungan di Bantul yang meraup lebih dari setengah miliar rupiah. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja.
Jakarta

Dokter gadungan di Bantul asal memvonis korban dengan HIV dan masalah kesehatan mental mythomania. FE (26) asal Sragen, Jawa Tengah, bahkan cuma belajar dari internet untuk melancarkan modusnya.

"Cita-citanya dulu dokter, tapi tidak pernah daftar sekolah kedokteran. Kalau tahu pengetahuan soal dokter saya belajar dari internet," ujarnya, dikutip detikINET dari detikJogja, Sabtu (20/9/2025).

Mencari second opinion atau opini kedua dari seorang profesional terkadang dibutuhkan. Bukan karena meragukan kompetensi dari sang dokter, tapi ada sejumlah hal lain yang dapat menjadi pertimbangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Marina Virko PhD Head of Medical department CMP Germed GmbH, Moenchengladbach, Jerman, menuliskan beberapa di antaranya.

"Seseorang dapat mengajukan pendapat kedua kapan saja dan untuk diagnosis apa pun jika terdapat keraguan tentang keakuratannya. Namun, ada situasi di mana pendapat kedua sangat dibutuhkan," ujarnya di situs Medcons Online.

ADVERTISEMENT
Baca juga: Dokter Gadungan di Bantul Ngaku ke Tetangga Sempat Kuliah Kedokteran tapi...

Skenarionya antara lain:

  • Perawatan yang diterima tidak memberikan perbaikan yang nyata
  • Obat-obatan yang diresepkan cukup mahal dan ada keraguan tentang kelayakannya. Mungkin ada alternatif yang lebih murah
  • Diagnosis yang tidak jelas pada kasus-kasus sulit
  • Kecurigaan penyakit langka
  • Ketidakmampuan untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat dari dokter spesialis. Tidak semua rumah sakit memiliki ahli genetika, nefrologi, atau ahli bedah tulang belakang.

"Selain itu, pendapat kedua akan berguna ketika penjelasan dokter tidak cukup jelas dan informatif," imbuh Virko.

Akan tetapi, Virko mencatat situasi terkecuali untuk mencari second opinion.

"Pendapat kedua jarak jauh tidak diperlukan untuk situasi akut yang membutuhkan perawatan mendesak. Untuk konsultasi medis yang lebih rinci dengan spesialis asing, sebaiknya pilih pada periode pemulihan dan rehabilitasi," sarannya.

Sebelumnya diberitakan bahwa FE berhasil menipu warga Pedusan, Argodadi, Sedayu, Bantul dengan klaim mampu melakukan terapi. Adapun kerugian korban mencapai Rp 528 juta.

Perempuan lulusan SMA itu mengaku nekat menjadi dokter gadungan karena dari kecil ingin menjadi dokter. Namun, hingga saat ini FE sama sekali belum pernah mengenyam pendidikan terkait ilmu kedokteran.

Beruntung, korban yang mulai tak percaya langsung mencari second opinion. Korban yang curiga atas diagnosa itu akhirnya mengecek ke RSUP dr. Sardjito. Ternyata, pasien negativ HIV.

Baca juga: Dokter Gadungan Tipu Warga Bantul Rp 538 Juta, Vonis Pasien Kena HIV



Video: Lulusan SMA Ngaku Dokter di Bantul Tipu Pasien hingga Rp 538 Juta

Video: Lulusan SMA Ngaku Dokter di Bantul Tipu Pasien hingga Rp 538 Juta


(ask/ask)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest