CPO Berjangka Rebound, Ditopang Ekspor dan Kenaikan Harga Minyak Nabati

avatar
· 阅读量 27
  • Kontrak berjangka minyak sawit Malaysia naik 0,88% menjadi 4.464 ringgit/ton karena dukungan dari kenaikan harga minyak kedelai Chicago dan olein sawit Dalian, serta data ekspor yang positif.
  • Intertek Testing Services melaporkan ekspor produk sawit Malaysia 1-20 September naik 8,7% dibanding periode sebelumnya.
  • Harga juga terdorong pelemahan ringgit, ketegangan geopolitik yang mengangkat harga minyak mentah, dan antisipasi menjelang konferensi industri Globoil di Mumbai.

Ipotnews - Minyak sawit mentah (CPO) berjangka Malaysia menguat, Senin, setelah sebelumnya mencatatkan penurunan selama dua sesi berturut-turut, didorong kenaikan harga soyoil Chicago dan palm olein Dalian, serta data ekspor yang menunjukkan peningkatan.
Harga acuan minyak sawit untuk kontrak pengiriman Desember di Bursa Derivatif Malaysia Exchange naik 39 ringgit atau 0,88%, menjadi 4.464 ringgit (USD1.060,58) per metrik ton pada jeda tengah hari, demikian laporan  Reuters,  di Kuala Lumpur, Senin (22/9).
Menurut trader yang berbasis di Kuala Lumpur, harga CPO rebound seiring dengan penguatan harga minyak kedelai (soyoil) di Chicago dan palm olein Dalian, setelah munculnya data ekspor yang positif dari Intertek Testing Services.
"Kenaikan harga juga didukung oleh sentimen menjelang konferensi industri Globoil di Mumbai akhir pekan ini," ujarnya.
Intertek Testing Services, lembaga survei kargo, memperkirakan ekspor produk CPO Malaysia sepanjang 1-20 September melonjak 8,7% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya. Sementara itu, estimasi ekspor dari AmSpec Agri Malaysia juga dijadwalkan akan dirilis hari ini.
Di bursa Dalian, kontrak minyak kedelai paling aktif tercatat menguat 0,48%, sedangkan kontrak minyak sawit naik 0,17%. Sementara itu, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade bertambah 0,16%.
Harga CPO cenderung mengikuti pergerakan minyak pesaingnya karena berkompetisi di pasar minyak nabati (vegetable oil) global.
Kenaikan harga minyak mentah dunia juga turut memperkuat daya tarik CPO sebagai bahan baku biodiesel, meski masih dibayangi potensi peningkatan pasokan dan kekhawatiran terhadap dampak tarif perdagangan terhadap permintaan global.
Ringgit--yang menjadi mata uang perdagangan minyak sawit--melemah 0,12% terhadap dolar AS. Pelemahan ini menjadikan harga CPO relatif lebih murah bagi pembeli asing yang menggunakan mata uang lain.
Secara teknikal, analis Reuters, Wang Tao, memperkirakan harga CPO berpotensi menguji kembali level support di 4.401 ringgit per metrik ton. Jika level ini ditembus, harga bisa turun ke kisaran 4.342 hingga 4.366 ringgit. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest