Minyak Menguat di Tengah Tensi Geopolitik; Dibayangi Kekhawatiran Oversupply

avatar
· 阅读量 23
  • Minyak Brent naik 0,43% ke USD66,97/barel dan WTI naik 0,53% ke USD63,01, didorong meningkatnya ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah.
  • Ketegangan Rusia-NATO dan pengakuan negara Palestina oleh Barat yang memicu reaksi Israel meningkatkan risiko terhadap keamanan dan pasokan energi global.
  • Kenaikan harga dibatasi oleh peningkatan ekspor minyak Irak, akumulasi cadangan strategis oleh China dan AS, serta kekhawatiran lemahnya permintaan global.

Ipotnews - Harga minyak menguat, Senin, didorong meningkatnya ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah. Namun, ekspektasi lonjakan pasokan dan kekhawatiran terhadap permintaan global akibat tarif perdagangan membatasi kenaikan lebih lanjut.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 29 sen atau 0,43% menjadi USD66,97 per barel pada pukul 14.24 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Senin (22/9).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober, menguat 33 sen atau 0,53% jadi USD63,01 per barel.
Kontrak WTI yang lebih aktif untuk pengiriman November tercatat meningkat 43 sen atau 0,69% ke posisi USD62,83 per barel.
Michael McCarthy, CEO Moomoo Australia dan Selandia Baru, menyebut laporan ancaman Rusia di perbatasan Polandia menjadi pengingat baru bagi pasar terkait risiko terhadap keamanan energi Eropa.
Selama akhir pekan, pesawat tempur Polandia dan sekutunya dikerahkan setelah Rusia melancarkan serangan udara ke wilayah barat Ukraina yang dekat dengan perbatasan Polandia.
Sebelumnya, tiga jet tempur Rusia dilaporkan melanggar wilayah udara Estonia, anggota NATO, selama 12 menit. Di hari berikutnya, angkatan udara Jerman melaporkan pelanggaran serupa di wilayah udara netral Laut Baltik oleh pesawat militer Rusia.
Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar pertemuan, Senin, untuk membahas tuduhan pelanggaran wilayah udara Estonia oleh Rusia, menurut sumber diplomatik.
Di Timur Tengah, ketegangan meningkat setelah empat negara Barat mengakui negara Palestina, memicu reaksi keras dari Israel. Perkembangan ini menambah ketidakpastian di kawasan yang merupakan pusat produksi minyak global.
Meski demikian, pasar juga dibayangi oleh lonjakan pasokan minyak. Irak dilaporkan meningkatkan ekspor minyak setelah secara bertahap mencabut pemangkasan produksi sukarela berdasarkan kesepakatan OPEC +.
Badan pemasaran minyak negara itu, SOMO , menyebut ekspor mencapai rata-rata 3,38 juta barel per hari (bph) pada Agustus, dan diperkirakan meningkat menjadi 3,4 juta hingga 3,45 juta bph pada September.
Tim Evans, analis dalam publikasi Evans on Energy, menilai peningkatan stok dalam enam bulan terakhir menunjukkan pasokan terus melampaui permintaan.
Dia menambahkan, penumpukan cadangan strategis oleh China dan Amerika membantu menyerap kelebihan pasokan, namun juga membatasi potensi kenaikan harga dalam jangka pendek.
Sebelumnya pada Jumat, Brent dan WTI ditutup merosot lebih dari 1% dan membukukan penurunan mingguan, karena kekhawatiran pasokan yang melimpah dan permintaan yang lesu lebih dominan dibandingkan harapan peningkatan konsumsi setelah pemangkasan suku bunga pertama oleh Federal Reserve tahun ini. (Reuters/Bloomberg/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest