
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyinggung ekonom yang meragukan data pertumbuhan ekonomi 5,12% pada kuartal II-2025. Mereka yang tidak percaya disebut tidak mengerti betul tentang perhitungan ekonomi.
Purbaya mengatakan tidak ada manipulasi yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait data pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan ekonomi 5,12% pada kuartal II-2025 salah satunya disebut karena pertumbuhan uang beredar yang kencang sehingga mendorong konsumsi rumah tangga tumbuh kuat.
"Ini kan masa lalu ya, bagian dari Anda anggap angka ini salah, 5,12% (pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025) katanya 5+1+2 = 8. Tapi bukan itu, di belakangnya kalau Anda lihat laju pertumbuhan uang, pada triwulan II itu tumbuh uangnya cukup kencang. Jadi memang itu yang mendorong belanja konsumen tumbuh kuat," kata Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTA di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Purbaya Umumkan APBN Tekor Rp 321,6 T Sampai Agustus |
"Triwulan II angkanya memang seperti itu, tidak ada manipulasi BPS. Kalau yang nggak menyangka, itu ekonomnya nggak seberapa ngerti. Menteri keuangan boleh ngomong gitu kan ya, jadi lihat juga supply uang pada waktu itu seperti apa," ucapnya.
Seluruh lapangan usaha tumbuh positif pada kuartal II-2025. Lapangan usaha yang mencatat pertumbuhan signifikan adalah Jasa Lainnya sebesar 11,31% yang didorong oleh peningkatan jumlah perjalanan wisatawan seiring adanya hari besar keagamaan dan cuti bersama; diikuti oleh pertumbuhan Jasa Perusahaan sebesar 9,31%; Transportasi dan Pergudangan sebesar 8,52%; serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 8,04%.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terjadi pada hampir semua komponen pengeluaran, kecuali komponen konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi 0,33%. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 10,67%; diikuti Komponen Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 7,82%; Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 6,99%.
Selain itu, Komponen Konsumsi Rumah Tangga yang memberikan kontribusi terbesar pada ekonomi tumbuh 4,97% dan Komponen Impor Barang dan Jasa (yang merupakan faktor pengurang dalam PDB menurut Pengeluaran) tumbuh sebesar 11,65%.
"Ini mencerminkan ekonomi domestik yang terjaga, ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang resilien, investasi yang meningkat dan ekspor yang tetap kuat," imbuhnya.
Saksikan Live DetikSore:
作者:Anisa Indraini -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()