- Rupiah melemah tipis: Ditutup Rp16.610 per dolar AS pada Senin (22/9), turun 9 poin atau 0,06% dibanding Jumat (19/9).
- Tekanan eksternal: Pelemahan dipicu ketegangan geopolitik di Eropa (serangan besar Rusia ke Ukraina) dan Timur Tengah menjelang Sidang Umum PBB.
- Sentimen The Fed: Dolar AS menguat seiring ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed sekali lagi pada Oktober 2025, sesuai proyeksi pasar dan BI.
Ipotnews - Kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat, karena masih meningkatnya ketegangan geopolitik di Eropa maupun Timur Tengah.
Mengutip data Bloomberg pada Senin (22/9) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp16.610 per dolar AS, melemah 9 poin, atau 0,06% dibandingkan penutupan Jumat sore (19/9) di level Rp16.601 per dolar AS.
Pengamat ekonomi, mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi mengatakan kurs rupiah melemah setelah ketegangan geopolitik di Eropa kembali meningkat akibat Rusia melancarkan serangan berskala besar baru - baru ini.
"Ketegangan di Eropa masih ditambah dengan ketegangan di Timur Tengah yang memanas menjelang Sidang Umum PBB, di mana banyak negara akan memberikan pengakuan kemerdekaan Palestina," papar Ibrahim dalam keterangan resmi sore ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) minggu depan. Pertemuan ini akan dilakukan seiring Rusia menggencarkan serangan di Ukraina.
Rusia melancarkan salah satu serangan udara terbesarnya pada Jumat (19/9) malam waktu setempat, dengan menembakkan 40 rudal dan sekitar 580 drone ke Ukraina. Zelensky mengatakan bahwa rentetan serangan itu menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai puluhan orang lainnya.
Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve diprediksi oleh pelaku pasar akan memangkas suku bunga acuan sekali lagi pada Oktober 2025. Ini menjadi sentimen yang juga ikut mendorong penguatan dolar AS.
"Pelaku pasar memperkirakan ada pemangkasan lagi pada Oktober mendatang," ujar Ibrahim.
Sebelumnya Bank Indonesia memperkirakan suku bunga acuan The Fed bakal turun minimal satu kali pada 2025.
"Fed Fund Rate sudah memulai penurunan suku bunganya terakhir September, dan kami perkirakan di tahun ini setidaknya mungkin sekali lagi. Sebagian besar mengatakan dua kali, tapi kami baseline-nya satu kali," papar Gubernur BI Perry Warjiyo sata menghadiri rapat dengan Komisi XI DPR, pada hari ini.
(Adhitya/AI)
Sumber : admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()