Bursa Pagi: Asia Dibuka di Zona Merah Lanjjytkan Penurunan Wall Street, IHSG Masih Berpeluang Melaju

• Pasar Asia-Pasifik dibuka melemah, mengikuti penurunan di Wall Street.
• Ketua The Fed menyampaikan kekhawatiran tentang harga ekuitas yang "dinilai cukup tinggi."
• IHSG berpotensi bergerak menguat, namun berisiko berbalik melemah.

Ipotnews - Bursa saham Asia pagi ini, Rabu (24/9), dibuka melemah, sejalan dengan pelemahan Wall Street setelah Chariman Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa "harga ekuitas dinilai cukup tinggi."
Powell juga memberi sinyal bahwa arah pemangkasan suku bunga belum jelas dan bank sentral menghadapi "situasi yang menantang."
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan penurunan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,61%. Indeks berlanjut melorot 0,68% ke 8.785,5 pada pukul 8:15 WIB.
Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka melemah 0,11% dan Kosdaq turun 0,39%. Kospi berlanjut turun 0,42% menjadi 3.471,66.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang melemah 0,22% (-100,25 poin) menjadi 45.393,41, setelah dibuka turun 0,33% dan Topix berkurang 0,35%.
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini diperkirakan akan bergerak variatif, masih berpeluang menguat namun berisiko berbalik melemah. IHSG mengakhiri sesi perdagangan kemarin dengan melaju 1,06% mencatatkan rekor penutupan tertinggi sepanjang masa di 8,125.20.
Harga ETF saham Indonesia,  iShares MSCI Indonesia ETF    ( EIDO ), di New York Stocks Exchange turun tipis 0,06% di posisi USD17,76.
Beberapa analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini masih berpotensi melanjutkan kenaikan menembus 8.150. Namun secara teknikal, laju IHSG yang telah mencapai target teknikal rawan terkoreksi ke bawah 8.100.
Analis Indo Premier berpendapat, IHSG berpotensi bergerak menguat dalam rentang support 8.050 dan resistance 8.200.
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir melemah. Pernyataan Chairman The Federal Reserve Jerome Powell bahwa bank sentral harus menyeimbangkan kekhawatiran inflasi dengan pelemahan pasar tenaga kerja dalam menentukan arah suku bunga berikutnya, memicu aksi jual.
Saham teknologi memimpin penurunan. Nvidia terperosok 2,8%. Amazon, Microsoft, dan Apple juga melemah. Boeing melompat 2% usai mengantongi pesanan USD8 miliar dari Uzbekistan Airways. Micron naik 0,7% karena laporan kinerja dan proyeksi optimistis.

• Dow Jones Ind.Avg. melemah 0,19% (-88,76 poin) di 46.292,78.
• S&P 500 turun 55% (-36,83 poin) menjadi 6.656,92.
• Nasdaq Composite merosot 095% (-215,50 poin) ke 22.573,47.

Bursa saham utama Eropa tadi malam berakhir menguat. Data menunjukkan pertumbuhan zona euro masih terjaga, ditopang stimulus fiskal Jerman, meski ekonomi Prancis menyusut dan momentum bisnis Inggris dilaporkan melemah. Bank of England menegaskan prospek inflasi kini lebih terkendali. Belanja konsumen AS untuk produk mewah kembali positif pada September, memicu reli saham barang mewah.
Indeks STOXX 600 naik 0,28% menjadi 554,95, saham teknologi Eropa memimpin kenaikan, mengikuti Nvidia, sektor kesehatan anjlok lebih dari 2%. Orsted meloncat 4% berkat izin proyek angin lepas pantai AS. Sektor ritel melonjak hampir 2%, disokong lonjakan Kingfisher sebesar 14,6%b erkat proyeksi laba. Kingspan melejit 8,2% setelah umumkan rencana IPO unit data.

• DAX 40 Jerman naik 0,36% (84,28 poin) menjadi 23.611,33.
• CAC 40 Prancis bertambah 0,54% (41,91 poin) ke 7.872,02.
• FTSE 100 Inggris turun tipis 0,04% (-3,36 poin) di 9.223,32.

Nilai Tukar Dolar AS
Kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi ditutup realtif stabil. Investor mencerna pernyataan sejumlah pejabat The Fed. Powell menegaskan perlunya menyeimbangkan inflasi tinggi dan pelemahan pasar kerja. Pelaku pasar tetap memperkirakan peluang hampir 90% pemangkasan suku bunga pada Oktober. Indeks Dolar AS (DXY) bertahan di 97,25.
Euro sedikit menguat. Pasar relatif tenang terhadap data bisnis Eropa yang variatif. Aktivitas usaha zona euro tumbuh tercepat dalam 16 bulan pada September, tetapi ekonomi Prancis terkontraksi terdalam sejak April. Poundsterling stagnan, sementara dolar melemah tipis terhadap yen. Krona Swedia menguat setelah Riksbank memangkas suku bunga 25 bps, ditopang juga data PMI Jerman yang lebih kuat.
Kurs spot dolar

Sumber : Bloomberg.com, 23/9/2025 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea dini hari tadi ditutup melonjak lebih dari USD1 per barel. Rencana ekspor minyak dari Kurdistan, Irak kembali tertunda, meredakan kekhawatiran bahwa pasokan global akan kembali membengkak. Investor mencermati potensi surplus pasokan global, ditopang kenaikan produksi OPEC + dan non- OPEC . Permintaan minyak terbebani adopsi kendaraan listrik dan tekanan ekonomi.
Laporan terbaru Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pasokan minyak dunia akan tumbuh lebih cepat tahun ini dan surplus dapat melebar hingga 2026. Pasar menunggu rilis data stok minyak AS, perkembangan sanksi UE terhadap Rusia, serta eskalasi konflik di Timur Tengah dan dampak serangan Ukraina ke infrastruktur energi Rusia.

• Harga Brent berjangka melonjak USD1,06 (1,6%) ke USD67,63 per ounce.
• Harga WTI berjangka melompat USD1,13 (1,8%) ke USD63,41 per ounce.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange dini hari tadi juga berakhir menguat dan sempat menyentuh rekor USD3.790,82. memperingatkan Rusia karena melanggar wilayah udara Estonia, menyebut Moskow semakin tidak bertanggung jawab. Minat beli emas dari investor ETF meningkat, dipicu ekspektasi pelonggaran moneter, kekhawatiran independensi the Fed, dan dinamika geopolitik.
Imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun turun 0,2% dan dolar AS relatif stabil. Bank Sentral China mendorong bank sentral negara-negara mitra untuk membeli serta menyimpan emas di bursa Shanghai. Harga perak spot naik 0,2% menjadi USD44,17 per ounce, platinum melesat 4,5% ke USD1.480,97 per ounce, sementara paladium melompat 2,8% ke USD1.212

• Harga spot emas meningkat 0,8% ke USD3.777,80 per ounce.
• Harga emas berjangka AS melaju 1,1% ke USD3.815,70 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)