- Minyak Brent naik 0,13% ke USD67,71 dan WTI naik 0,14% ke USD63,50 per barel, setelah laporan API menunjukkan stok minyak mentah AS turun 3,82 juta barel.
- Gangguan ekspor dari Kurdistan dan pembatasan ekspor Chevron dari Venezuela memperkuat sentimen pengetatan pasokan global.
- Ketidakpastian arah kebijakan suku bunga the Fed dan proyeksi kenaikan stok dari EIA membatasi potensi penguatan harga minyak lebih lanjut.
Ipotnews - Harga minyak relatif stabil, Rabu, setelah laporan industri menunjukkan penurunan stok minyak mentah Amerika pada pekan lalu. Data ini memperkuat sentimen pasar terhadap potensi pengetatan pasokan global.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 8 sen atau 0,13% menjadi USD67,71 per barel pada pukul 14.01 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Singapura, Rabu (24/9).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), bertambah 9 sen atau 0,14% menjadi USD63,50 per barel.
Kedua acuan harga minyak ini sebelumnya melonjak lebih dari USD1 per barel pada penutupan Selasa (23/9), dipicu macetnya kesepakatan ekspor minyak dari wilayah Kurdistan, Irak.
Pengiriman melalui pipa ke Turki masih terhenti sejak Maret 2023, meskipun terdapat harapan tercapainya kesepakatan antara pemerintah federal Irak, otoritas regional Kurdi, dan perusahaan minyak terkait.
Kebuntuan terjadi karena dua produsen utama menuntut jaminan pembayaran utang sebelum aliran minyak dapat dilanjutkan. Kesepakatan yang tertunda itu diharapkan dapat memulihkan ekspor sekitar 230.000 barel per hari dari wilayah tersebut.
"Untuk jangka pendek, harga minyak diperkirakan tetap stabil namun bergerak dalam rentang sempit," ujar Emril Jamil, analis LSEG .
Jamil menambahkan bahwa gangguan pasokan yang berkelanjutan dari Rusia masih mendukung harga, namun penguatan lebih lanjut dibatasi oleh ketidakpastian atas keputusan suku bunga Federal Reserve.
Sementara itu, data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan stok minyak mentah dan bensin AS pada pekan yang berakhir 19 September.
Menurut sumber pasar yang mengutip data API, stok minyak mentah menyusut 3,82 juta barel, sementara stok bensin berkurang 1,05 juta barel. Sebaliknya, persediaan distilat justru meningkat 518.000 barel.
Pasar kini menantikan rilis data resmi dari Badan Informasi Energi (EIA) Amerika yang dijadwalkan pada Rabu waktu setempat. Data tersebut diperkirakan memperlihatkan kenaikan stok minyak mentah dan bensin, serta kemungkinan penurunan pada distilat.
Tanda-tanda pengetatan pasokan juga muncul dari laporan Reuters yang menyebutkan raksasa migas AS, Chevron, hanya dapat mengekspor sekitar setengah dari total produksi harian 240.000 barel minyak mentah yang dihasilkannya bersama mitra di Venezuela.
Meski Chevron telah mengantongi izin untuk beroperasi di negara yang masih terkena sanksi tersebut sejak Juli lalu, aturan baru membatasi ekspor minyak berat berkadar sulfur tinggi dari Venezuela ke pasar Amerika. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()