Wall Street Rontok Lagi, Saham Nvidia dan Oracle Diobral Pemodal

avatar
· 阅读量 15

NEW YORK , investor.id -Indeks-indeks saham Wall Street ditutup rontok lagi pada perdagangan Rabu (24/9/2025). Pelemahan itu dipicu aksi jual berlanjut pada saham-saham raksasa kecerdasan buatan (AI) seperti Nvidia dan Oracle.
Dikutip dari CNBC Internasional, Indeks S&P 500 terkoreksi 0,28% menjadi 6.637,97, Nasdaq Composite turun 0,34% ke 22.497,86, sedangkan Dow Jones Industrial Average ( DJIA ) merosot 171,50 poin (0,37%) ke posisi 46.121,28.
Saham Nvidia anjlok hampir 1% melanjutkan pelemahan sejak Selasa (23/9/2025), seiring meningkatnya kekhawatiran investor terhadap prospek industri AI yang dinilai berisiko 'berputar di lingkaran sendiri'.
Awal pekan ini, Nvidia mengumumkan kemitraan senilai US$ 100 miliar dengan OpenAI. Sementara itu, Oracle juga melemah hampir 2% pada perdagangan Rabu, mencatat penurunan dua hari beruntun.
Di sisi lain, tekanan Nasdaq sedikit mereda menjelang penutupan setelah saham Intel melonjak lebih dari 6%. Bloomberg melaporkan, mengutip sumber anonim, bahwa Intel tengah menjajaki investasi dari Apple. Kabar ini muncul hanya beberapa hari setelah Nvidia mengumumkan rencana investasi senilai US$ 5 miliar di Intel.
Namun, sentimen negatif juga datang dari Micron Technology yang sahamnya ambles hampir 3% setelah laporan kinerja dan proyeksinya dianggap kurang meyakinkan pasar. Kondisi ini menunjukkan keraguan investor terhadap reli saham-saham berbasis AI masih cukup besar.
Sehari sebelumnya, S&P 500 juga ditutup di zona merah, memutus tren kenaikan tiga hari berturut-turut akibat kekhawatiran serupa. Padahal, indeks sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa ( all time high /ATH), baik intraday dan penutupan, pada Senin (22/9/2025). Nasdaq yang sarat saham teknologi ikut terbebani oleh pelemahan Nvidia.
Valuasi Saham Tinggi
Beberapa analis menilai pelemahan ini bisa jadi karena aksi profit taking , mengingat valuasi pasar yang sudah tinggi. Ketua The Fed Jerome Powell bahkan menyinggung valuasi yang terlalu mahal dalam konferensi pers Selasa lalu.
"Teknologi mungkin sudah terlalu tinggi valuasinya. Tidak ada alasan kuat untuk tetap bullish . Bukan berarti AI tidak akan dipakai, tapi masalahnya ada di valuasi," kata CEO Infrastructure Capital Advisors Jay Hatfield.
Hatfield menambahkan pelemahan ini bisa berlangsung beberapa hari ke depan, mengingat pola musiman. Meski begitu, S&P 500 masih mencatat kenaikan hampir 3% sepanjang September, jauh lebih baik dibandingkan rata-rata penurunan 4,2% pada bulan yang sama dalam lima tahun terakhir.
Investor kini menanti data klaim pengangguran mingguan yang akan dirilis Kamis (25/9/2025) dan data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) pada Jumat (26/9/2025), indikator inflasi favorit The Fed. Pasar juga mengamati perkembangan terkait potensi penutupan pemerintahan AS ( government shutdown ).
Presiden Donald Trump membatalkan pertemuan dengan pemimpin Demokrat, yakni Senator Chuck Schumer dan Ketua Fraksi Demokrat DPR Hakeem Jeffries, yang sedianya dijadwalkan pekan ini untuk membahas upaya mencegah shutdown menjelang tenggat 30 September.

Sumber : investor.id

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest