Mata Uang ASEAN Tertekan Dolar AS, Kekhawatiran Fiskal Terus Tekan Rupiah

• Rupiah melemah ke level terendah lima bulan, tertekan pemangkasan suku bunga BI dan kekhawatiran kredibilitas fiskal.
• BofA memperkirakan rupiah di kisaran 16.300 per dolar hingga akhir tahun, sementara baht Thailand, peso Filipina, ringgit Malaysia, dan dolar Taiwan juga melemah.
• Bursa Asia turut tertekan, dengan indeks Jakarta turun 0,5% setelah rekor tertinggi, dan pasar saham Manila jatuh 1,3%.

Ipotnews - Pergerakan kurs dolar AS yang relatif stabil cenderung menekan nilai tukar mata uangnegara-negara ASEAN. Rupiah bertahan di dekat level terlemahnya dalam lima bulan.
Laman Reuters melaporkan, rupiah melemah untuk sesi keenam berturut-turut, menjadi tren penurunan terpanjang sejak pertengahan Desember. Hingga lepas pukul 15:00 WIB hari ini, Kamis (25/9), rupiah telah turun 0,4%. ke level terendah sejak akhir April.
Pasar memandang pemangkasan suku bunga mengejutkan oleh Bank Indonesia pekan lalu sebagai langkah untuk mengikuti dorongan Presiden Prabowo Subianto agar mempercepat pertumbuhan. Namun langkh tersebut dinilai bisa mengorbankan kredibilitas fiskal negara. Gejolak domestik dan pencopotan mendadak menteri keuangan yang lama menjabat juga menekan rupiah.
"Dorongan kebijakan terbaru untuk mendukung pertumbuhan melalui kombinasi fiskal ekspansif dan moneter  dovish  bisa dipandang agak negatif bagi IDR," tulis analis BofA. Analis BofA memperkirakan rupiah berada di sekitar 16.300 per dolar pada akhir tahun ini, dengan asumsi apresiasi tipis di kuartal IV karena pelemahan dolar AS.
"Injeksi likuiditas dan pemangkasan suku bunga akan mengimbangi dampak pemangkasan suku bunga The Fed dengan menjaga diferensial suku bunga tetap stabil dan mengurangi daya tarik  carry trade  IDR," imbuh BofA seperti dikutip Reuters.
Baht Thailand turun 0,2% ke level terendah tiga minggu, menembus 32 per dolar setelah tiga minggu bertahan di bawahnya. Otoritas setempat bergerak menahan penguatan mata uang yang merugikan ekspor dan pariwisata.
Fitch memangkas  outlook  Thailand menjadi "negatif" dari "stabil", dengan alasan meningkatnya risiko fiskal publik dan ketidakpastian politik. PM Anutin Charnvirakul berjanji membangun kepercayaan terhadap ekonomi Thailand, sementara menteri keuangan mengatakan pemerintah perlu mencermati peringatan Fitch dan akan mempertimbangkan stimulus baru bulan depan.
Mata uang regional lain juga melemah: peso Filipina turun 0,8% ke level terendah delapan minggu, sementara ringgit Malaysia dan dolar Taiwan menyentuh level terendah dalam sedikitnya dua minggu.
Indeks MSCI untuk mata uang  emerging markets  juga berada di titik terendah dua minggu. Indeks dolar DXY tetap stabil, pelaku pasar menimbang prospek siklus pelonggaran The Fed yang terbatas.
Sebagian besar bursa saham regional juga melemah. Indeks saham Manila (PPSEI) turun 1,3% ke level terendah sejak pertengahan April. IHSG Jakarta turun 0,5% setelah mencetak rekor tertinggi sehari sebelumnya. Indeks Taiwan TAIEX dan Singapura STI masing-masing melemah 0,7% dan 0,3%. (Reuters)
 Asia stock indexes and currencies at 0739 GMT 


Sumber : admin