- Data ekonomi AS yang kuat (PDB naik jadi 3,8%, klaim pengangguran turun) membuat pasar mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh the Fed, menahan laju penguatan harga emas.
- Pengumuman tarif baru Presiden Trump mendongkrak permintaan aset safe haven seperti emas, membantu menopang harga meski tekanan dari prospek suku bunga tinggi tetap ada.
- Investor cenderung wait and see jelang rilis data inflasi PCE AS malam ini; sementara permintaan fisik emas di China melemah karena harga tinggi, minat beli di kawasan Asia lain tetap stabil.
Ipotnews - Harga emas relatif stabil, Jumat, setelah serangkaian data makro Amerika yang lebih kuat dari perkiraan mengurangi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve tahun ini.
Namun, pengumuman tarif baru oleh Presiden AS Donald Trump turut memberikan dukungan terhadap permintaan aset safe haven.
Emas spot naik tipis 0,05% menjadi USD3.751,30 per ons pada pukul 13.27 WIB, namun sepanjang pekan ini melonjak sekitar 1,6%, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Bengaluru, Jumat (26/9).
Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember menguat 0,28% menjadi 3.781,70 per ons.
Analis mencatat pelaku pasar cenderung berhati-hati menjelang rilis data inflasi utama AS, yakni indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang dijadwalkan malam ini.
PCE merupakan indikator inflasi favorit the Fed dan sangat diperhatikan dalam pengambilan kebijakan moneter.
"Perdagangan emas saat ini terbilang lesu. Banyak pelaku pasar enggan mengambil posisi agresif sebelum melihat bagaimana data PCE nanti--apakah sejalan dengan lonjakan PDB yang dilaporkan sebelumnya," ujar Tim Waterer, Chief Market Analyst KCM Trade.
Data ekonomi AS yang dirilis Kamis menunjukkan klaim tunjangan pengangguran mingguan menurun, sementara PDB kuartal kedua direvisi naik menjadi 3,8% dari sebelumnya 3,3%, didorong konsumsi rumah tangga dan investasi bisnis yang kuat.
Akibatnya, pasar mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh the Fed. Probabilitas pemotongan suku bunga pada pertemuan Oktober turun menjadi 85% dari sebelumnya 91%, sementara peluang pelonggaran pada Desember menyusut ke 60% dari 76%, menurut FedWatch Tool CME Group.
Meski ekspektasi pemangkasan suku bunga menurun, ketegangan geopolitik kembali muncul setelah Presiden Trump mengumumkan tarif baru atas berbagai barang impor, yang mulai berlaku 1 Oktober. Kebijakan ini mendorong investor untuk beralih ke aset aman seperti logam kuning.
"Tarif baru yang diumumkan Trump membuat pelaku pasar tetap waspada, dan arus permintaan ke aset safe haven seperti emas bisa menahan potensi pelemahan harga dalam jangka pendek," ucap Waterer.
Dari sisi permintaan fisik, pasar emas di China--konsumen emas terbesar dunia--terlihat melemah minggu ini, seiring harga tinggi membatasi minat beli.
Namun, di pusat-pusat perdagangan Asia lainnya, minat beli tetap stabil karena investor mengantisipasi potensi kenaikan harga lebih lanjut.
Logam lainnya juga mencatatkan pergerakan variatif. Perak merosot hampir 1% jadi USD44,83 per ons, platinum naik 0,8% menjadi USD1.541,39, mendekati level tertinggi dalam 12 tahun. Sementara, paladium menguat 0,9% ke posisi USD1.261,59. Ketiga logam ini berada di jalur kenaikan mingguan. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()