Investor Butuh Bukti, Bukan Janji di Laporan ESG

avatar
· 阅读量 18
Investor Butuh Bukti, Bukan Janji di Laporan ESG
Ilustrasi/Foto: Getty Images/ATHVisions
Jakarta

Laporan keberlanjutan kini bukan lagi sekadar formalitas perusahaan, tapi dituntut semakin akurat, berbasis bukti, serta relevan dengan kebutuhan publik dan investor. Hal ini mengemuka dalam forum Ngulik yang digelar Indonesian Society of Sustainability Professionals (IS2P), menghadirkan Lany Harijanti, ASEAN Regional Program Manager Global Reporting Initiative (GRI), dan Salman Nursiwan, Sustainability Expert KTM Solutions.

Lany menjelaskan bahwa GRI Standard tetap menjadi rujukan global berkat proses penyusunan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk masukan dari IS2P. Sejumlah pembaruan penting sedang berjalan agar laporan keberlanjutan lebih menjawab tantangan saat ini.

Beberapa pembaruan tersebut mencakup pelaporan yang diperluas dari employees ke workers, termasuk pekerja kontrak maupun yang berada di bawah kendali perusahaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk isu iklim, GRI meluncurkan standar baru, GRI 102, yang mewajibkan perusahaan menyampaikan transition plan, skenario adaptasi, serta target pengurangan emisi rinci untuk Scope 1, 2, dan 3," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (29/8/2025).

Menurut Lany, pembaruan tersebut menekankan pentingnya akurasi dan keterbukaan. Pasalnya jika data yang dicantumkan tanpa bukti maka hanya akan menimbulkan risiko greenwashing.

ADVERTISEMENT

Ia menambahkan, GRI juga tengah memperkuat interoperabilitas dengan standar IFRS. Dimana GRI fokusnya kepada dampak sosial dan lingkungan, sedangkan IFRS pada financial materiality.

"Keduanya saling melengkapi untuk menjawab kebutuhan publik maupun investor," katanya.

Adapun diskusi yang digelar IS2P itu menunjukkan bahwa keberhasilan laporan keberlanjutan tidak hanya bergantung pada kepatuhan regulasi. Faktor lain yang menentukan adalah kemauan perusahaan untuk terus memperbarui praktiknya.

"Standar yang diperbarui membantu perusahaan menyesuaikan diri dengan isu-isu terkini seperti iklim, hak pekerja, hingga tata kelola. Laporan yang baik bukan sekadar kewajiban, tetapi sarana untuk membangun kepercayaan," kata Lany.

(rrd/rrd)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest