Industri Sawit hingga Tembakau Disebut Rentan Tekanan Narasi Global

avatar
· 阅读量 19
Industri Sawit hingga Tembakau Disebut Rentan Tekanan Narasi Global
Foto: AP Photo/Gemunu Amarasinghe
Jakarta

Sejumlah akademisi dan tokoh menyoroti potensi intervensi asing yang dinilai dapat melemahkan industri strategis nasional, khususnya perkebunan sawit dan tembakau. Ancaman tersebut disebut hadir melalui narrative and legal warfare (NLW), yakni strategi memengaruhi opini publik, membentuk persepsi, hingga mendorong kebijakan yang berpotensi merugikan kepentingan Indonesia.

Guru Besar FHUI Prof. Satya Arinanto menilai LSM kerap dimanfaatkan sebagai saluran intervensi melalui pendanaan eksternal. "LSM seharusnya pilar demokrasi, tapi banyak yang tidak independen, justru membawa agenda luar negeri," ujarnya.

Senada, Guru Besar FHUI Prof. Hikmahanto Juwana menyebut pelemahan industri strategis bisa masuk lewat perjanjian internasional maupun kebijakan kementerian tertentu. "Proksinya siapa? Kementerian kita sendiri," tegasnya, sambil mencontohkan isu pengendalian tembakau melalui kampanye internasional FCTC.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono menambahkan, perang narasi kerap memanfaatkan isu global dan media modern untuk memengaruhi posisi Indonesia. "Narasi negatif sering diciptakan untuk memecah belah, termasuk melemahkan posisi negara di sektor ekonomi," jelasnya.

Dari perspektif ekonomi pertanian, Guru Besar IPB University Bungaran Saragih memperingatkan bahwa agribisnis adalah satu ekosistem dari hulu ke hilir. Jika salah satu bagian dilemahkan, maka ketahanan pangan dan kedaulatan ekonomi ikut terancam. Ia juga mengingatkan risiko deindustrialisasi jika sektor hilir, termasuk sawit dan tembakau, tidak mendapat proteksi memadai.

ADVERTISEMENT

"Tanpa ketahanan pangan, kita tidak punya kedaulatan. Dan bila tidak ada perlindungan serius, pertumbuhan ekonomi bisa stagnan di 5%, jauh dari target 8%," kata Bungaran.

Menutup pandangan para akademisi, Wakil Menteri Pertahanan RI Donny Ermawan menegaskan bahwa bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara kini hadir dalam wujud modern. "Perang narasi dan hukum bertujuan memengaruhi opini, menciptakan polarisasi, hingga mencapai kepentingan tertentu. Sektor strategis seperti perkebunan kini menjadi target," ujarnya dalam Dialog Publik Defence Intellectual Community, Rabu (24/9/2025).

(rrd/rrd)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest