- Harga minyak Brent turun 0,87% ke USD69,52 per barel dan WTI melemah 0,96% ke USD65,09 pada Senin pagi.
- Ekspor minyak Kurdistan-Irak ke Turki kembali mengalir 180.000-190.000 bph setelah terhenti 2,5 tahun, dengan target naik hingga 230.000 bph.
- OPEC + berpeluang menaikkan produksi setidaknya 137.000 bph pada November, meski saat ini masih memompa sekitar 500.000 bph di bawah target.
Ipotnews - Harga minyak melemah, Senin pagi, setelah wilayah Kurdistan, Irak, kembali mengekspor minyak melalui Turki dan menjelang rencana OPEC + untuk meningkatkan output pada November. Keduanya diperkirakan menambah pasokan global.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, menyusut 61 sen atau 0,87% menjadi USD69,52 per barel pada pukul 07.29 WIB, setelah akhir pekan lalu ditutup di level tertinggi sejak 31 Juli, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Singapura, Senin (29/9).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melemah 63 sen atau 0,96% menjadi USD65,09 per barel, menghapus sebagian besar kenaikan pada sesi Jumat.
Michael McCarthy, CEO platform investasi Moomoo Australia dan Selandia Baru, menyebut ketakutan akan lonjakan produksi masih membatasi penguatan harga. "Namun prospek jangka pendek yang ketat membuat harga minyak berada dalam tekanan di awal pekan perdagangan ini," ujarnya.
Minyak mentah kembali mengalir melalui pipa dari wilayah semi-otonom Kurdistan ke Turki pada Sabtu (27/9), setelah terhenti selama 2,5 tahun. Kementerian Minyak Irak menyatakan kesepakatan sementara antara pemerintah pusat, Pemerintah Regional Kurdistan (KRG), dan produsen asing memungkinkan 180.000-190.000 barel per hari (bph) diekspor menuju pelabuhan Ceyhan di Turki. Irak menargetkan ekspor bisa meningkat hingga 230.000 bph dalam beberapa waktu mendatang.
Kesepakatan ini juga didorong oleh desakan Amerika Serikat, yang melihat pasokan tambahan dapat membantu menstabilkan pasar.
Sementara itu, tiga sumber yang mengetahui rencana OPEC + mengungkapkan organisasi tersebut berpeluang menyetujui kenaikan output minyak setidaknya 137.000 bph pada pertemuan Minggu mendatang. Dorongan ini muncul seiring kenaikan harga minyak yang memberi peluang bagi OPEC + untuk merebut kembali pangsa pasar.
Meski begitu, OPEC + hingga kini masih memompa hampir 500.000 bph di bawah targetnya, sehingga pasar belum melihat kelebihan pasokan besar.
Pekan lalu, harga Brent dan WTI melembung lebih dari 4%, kenaikan mingguan terbesar sejak Juni, setelah serangan drone Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia memangkas ekspor bahan bakar negara itu.
Sebagai balasan, Rusia menggempur Kyiv dan sejumlah wilayah lain pada Minggu (28/9) dalam salah satu serangan udara terbesar sejak invasi skala penuh dimulai. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()