Industri Kretek Tertekan, Konsumen Beralih ke Rokok Elektrik

avatar
· 阅读量 14
Industri Kretek Tertekan, Konsumen Beralih ke Rokok Elektrik
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta

Hasil survei PPKE FEB UB (2025) menunjukkan mayoritas perokok ilegal memilih rokok dengan harga di bawah Rp1.000 per batang, mencapai 55,3%. Konsumsi berat (≥19 batang per hari) juga lebih dominan di kelompok ini dengan porsi 21,3%. Sebaliknya, perokok ganda lebih banyak pada konsumsi ringan (1-6 batang per hari) sebesar 47%.

Dari sisi daya beli, perokok legal dan ganda umumnya bersedia membayar Rp2.500-Rp3.499 per batang. Sementara itu, perokok ilegal hanya mampu membeli di bawah Rp1.500. "Ketika harga melampaui batas tersebut, 80,3% perokok ilegal beralih ke rokok lebih murah, sedangkan sebagian perokok ganda beralih ke rokok elektrik," jelas Candra.

Kajian ini juga menyoroti kebijakan kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) hampir setiap tahun. Menurut Candra, kebijakan tersebut belum efektif menekan prevalensi merokok yang masih stagnan di kisaran 28%-29% pada periode 2024-2025. "Faktanya, kenaikan harga justru mendorong konsumen mencari alternatif lebih murah, baik rokok ilegal maupun elektrik," tegasnya.

PPKE FEB UB menilai ketidakseimbangan regulasi berpotensi menggerus stabilitas ekonomi sekaligus tujuan kesehatan publik. "Jika tidak diantisipasi dengan kebijakan lebih seimbang, risiko pergeseran konsumen ke produk ilegal dan elektrik akan semakin besar," pungkas Candra. (rrd/rrd)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest