Penurunan Suku Bunga BI Dinilai Terlalu Agresif, Rupiah Jadi Tertekan

avatar
· 阅读量 12
  • Rupiah tertekan kebijakan BI: Penurunan suku bunga yang dinilai terlalu agresif membuat rupiah berpotensi melemah konsisten; BI bahkan harus intervensi saat rupiah mendekati Rp17.000/US$.
  • Kepercayaan pasar terganggu: Gejolak politik, kerusuhan Agustus, dan pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa memperburuk tekanan terhadap rupiah.
  • Tren pelemahan YTD: Rupiah melemah 3,3% sepanjang 2025 (year to date), dari Rp16.132 menjadi Rp16.663 per US$.

Ipotnews - Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat semakin dalam, seiring langkah Bank Indonesia (BI) yang dinilai terlalu agresif menurunkan suku bunga acuan.
Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, menilai kebijakan moneter tersebut berpotensi menekan rupiah secara konsisten dalam jangka menengah.
"Banyak kebijakan yang terlalu pro-growth dan kurang mengutamakan kehati-hatian. Penurunan suku bunga yang terlalu agresif bisa memicu tekanan berkelanjutan terhadap rupiah," kata Rully dalam publikasi risetnya, Senin (29/9).
Rully menambahkan, pemerintah dan BI terlihat panik dalam menghadapi penguatan signifikan dolar AS. BI bahkan harus melakukan intervensi pada Jumat lalu ketika rupiah mendekati level Rp17.000 per dolar AS.
Menurut dia, sejak awal September tekanan terhadap rupiah semakin kuat, diperburuk oleh gejolak politik dalam negeri. Demonstrasi yang berujung kerusuhan pada akhir Agustus serta pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani Indrawati ke Purbaya Yudhi Sadewa membuat kepercayaan pasar melemah.
Sementara itu, upaya bank-bank Himbara yang sempat menaikkan suku bunga simpanan valas untuk menarik dana dolar justru mendorong aksi beli USD. Kebijakan tersebut akhirnya tidak jadi dilanjutkan.
"Kami menilai langkah-langkah inkonsistensi dan kurang hati-hati harus segera diperbaiki agar tidak memperlemah kepercayaan pasar terhadap kebijakan ekonomi," tegas Rully.
Mengutip data aplikasi IPOT sejak akhir tahun lalu Selasa (31/12/2024) hingga Senin (29/9/2025) pukul 10.20 WIB, kurs rupiah masih berada dalam posisi melemah dari Rp16.132 per dolar AS menjadi Rp16.663 per dolar AS, turun 531 poin atau 3,3% secara year to date (YTD).
(Adhitya/AI)

Sumber : admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest