- IHSG berpotensi melanjutkan tren bullish didukung optimisme pelonggaran suku bunga The Fed, stabilitas rupiah, dan kesepakatan dagang RI-Uni Eropa.
- Sentimen positif domestik datang dari moratorium cukai rokok 2026 dan gangguan produksi Grasberg yang memengaruhi harga komoditas tambang.
- Sektor unggulan untuk akumulasi: perbankan, konsumer, dan komoditas ekspor.
Ipotnews - PT Indo Premier Sekuritas ( IPOT ) optimistis pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) bakal melanjutkan tren penguatan, seiring dengan optimisme para pelaku pasar terhadap potensi pelonggaran suku bunga acuan Federal Reserve AS.
Menurut Equity Analyst IPOT , David Kurniawan di Jakarta, Senin (29/9), peluang berlanjutnya pola uptrend IHSG setelah di akhir pekan lalu menguat 0,6 persen ke level 8.099, juga didukung oleh sentimen positif terkait kesepakatan perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa.
"Penguatan IHSG pada pekan ini terdukung kesepakatan dagang RI-Uni Eropa yang memberi katalis positif bagi saham eksportir. Selain itu, stabilitas tupiah yang dijaga Bank Indonesia menambah kepercayaan investor asing untuk tetap melakukan akumulasi di pasar domestik. Jika sentimen ini konsisten, IHSG bisa bergerak dalam tren bullish jangka pendek," paparnya.
Dia menyebutkan, pekan lalu terdapat sejumlah sentimen global dan domestik yang mempengaruhi pergerakan IHSG , yakni adanya harapan pelonggaran Fed Funds Rate, karena pasar global optimistis The Fed akan kembali memangkas suku bunga. Selanjutnya, perjanjian perdagangan Indonesia-Uni Eropa, seiring adanya kesepakatan substantif terkait pemangkasan tarif hingga 80 persen produk ekspor RI mulai 2027.
Sementara itu, lanjut David, sentimen positif dari domestik yakni, adanya force majeure Grasberg, sehingga terdapat gangguan produksi pada sektor pertambangan, yakni operasional tambang Freeport di Grasberg terhenti, karena bencana (mudflow) dan akan berdampak pada prospek ekspor tembaga dan emas.
Untuk perdagangan di sepanjang pekan ini (29 September-3 Oktober 2025), David menyebutkan ada dua sentimen yang wajib dipantau, yakni kebijakan dan kepemimpinan fiskal terakait pelaku pasar yang sangat memperhatikan langkah Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa.
Kedua, sentimen cukai rokok yang berpotensi tidak dinaikkan pada 2026, usai adanya kepastian kebijakan yang dilakukan oleh Purbaya perihal tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk tahun 2026 tidak akan dinaikkan. Kondisi ini sesuai dengan keinginan para pelaku industri rokok dan petani, agar ada moratorium selama beberapa tahun ke depan.
"Investor sebaiknya melakukan akumulasi bertahap pada saham berfundamental kuat di sektor perbankan, konsumer dan komoditas ekspor, sedangkan trader manfaatkan potensi bullish jangka pendek dengan koleksi saham yang uptrend," ujar David.
Untuk perdagangan saham di sepanjang pekan ini, IPOT merekomendasikan kepada para pelaku pasar agar berfokus pada sejumlah saham berfundamental kuat, yaitu:
1. Buy on Breakout
HMSP
(Current Price: 875, Entry: 900, Target Price: 1.000 (11,11%), Stop Loss: 856 (-4,89%) dan Risk to Reward Ratio 1:2,3). Sektor rokok mulai kembali menarik, semenjak sentimen terkait cukai. Value di harga PT HM Sampoerna Tbk (HMSP
) saat ini memberikan bantalan yield dividen yang cukup menarik. Jangka pendek harga mulai bergerak uptrend dan ada potensi untuk breakout.2. Buy
ANTM
(Current Price: 3.210, Entry: 3.210, Target Price: 3.470 (8,10%), Stop Loss: 3.090 (-3,74%) dan Risk to Reward Ratio 1:2,2). Sektor emas masih menjadi primadona didukung dengan kenaikan komoditasnya di all time high. Meskipun ada tekanan jual di PT Aneka Tambang Tbk (ANTM
), saat ini tepat di area demand-nya.3. Buy on Pullback
BTPS
(Current Price: 1.390, Entry: 1.350-1.370, Target Price: 1.490 (10,37%), Stop Loss: 1.300 (-3,70%) dan Risk to Reward Ratio 1:2,8). PT Bank BTPN
Syariah Tbk (BTPS
) didukung dengan fundamental dengan pertumbuhan 8M 2025 dan secara teknikal saat ini sedang sideways di area demand dalam tren kenaikan.4. Buy Reksa Dana Saham Premier ETF Indonesia Consumer (
XIIC
). Power Fund Series (PFS) ini menawarkan diversifikasi instan ke saham konsumer dengan biaya rendah, potensi imbal hasil 5-10 persen di atas IHSG , serta dikelola oleh manajer berpengalaman yang menguasai 65 persen pasar ETF saham Indonesia.(Budi/AI)Sumber : admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()