Wamenperin Sebut Sumbangan Industri Rokok ke Negara Lebih Besar dari BUMN

avatar
· 阅读量 8
Wamenperin Sebut Sumbangan Industri Rokok ke Negara Lebih Besar dari BUMN
Foto: Ilyas Fadilah
Jakarta

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza membeberkan besarnya kontribusi Industri Hasil Tembakau (IHT) terhadap ekonomi nasional. Menurut Faisol, sumbangsih IHT ke negara bahkan lebih besar dibandingkan kontribusi dari BUMN.

Dari sisi ketenagakerjaan misalnya, industri rokok tercatat menyerap sekitar 5,9 juta tenaga kerja. Tak hanya itu, sumbangan ke negara dari cukai pada tahun 2024 mencapai Rp 216,9 triliun.

"Industri hasil tembakau merupakan sektor industri yang berperan sangat penting sekali bagi perekonomian nasional, kontribusi cukainya di tahun 2024 itu mencapai Rp 216,9 triliun, menyerap kurang lebih 5,9 juta pekerja. Kalau dibandingkan dengan sumbangan dari BUMN kepada negara, selain pajak, itu jauh di atasnya," ujarnya dalam Diskusi Forwin di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (29/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Transmigrasi Tak Cuma soal Pemerataan, tapi Bisa Gali Potensi Ekonomi Daerah

Menurut Faisol, sumbangan BUMN ke negara sebelum pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sekitar Rp 300 triliunan. Jika mengacu pada sumbangan dividen, selama 2019 sampai 2024 sumbangan dividen BUMN memang tercatat sebesar Rp 330 triliun.

ADVERTISEMENT

"Beberapa waktu yang lalu sebelum pemerintahan Pak Prabowo, itu BUMN dengan segala macam kekuatannya itu kira-kira Rp 300 triliun," tutur Faisol.

Selain kontribusi terhadap penerimaan negara dan penyerapan tenaga kerja, industri hasil tembakau menjadi salah satu sektor yang menyumbang devisa bagi negara melalui ekspor. Kemenperin mencatat nilai ekspor pada tahun 2024 menyentuh angka US$ 1,85 miliar.

"Pada tahun 2024 nilai ekspor produk hasil tembakau mencapai US$ 1,85 miliar, meningkat sebesar 21,71% dibandingkan nilai ekspor 2023 sebesar US$ 1,52 miliar," sebut Faisol.

Faisol menambahkan, ekosistem pertembakauan di Indonesia sudah terbentuk sejak masa kolonial Belanda mulai dari petani tembakau, perajang, petani cengkeh, buruh, pabrik rokok, pedagang asongan, retail, distributor hingga eksportir.

"Hingga hari ini ekosistem ini terlihat sangat kompleks dan semakin kuat jadi kewajiban kita untuk terus menjaga ekosistem ini berjalan dan dilindungi oleh negara. Karena bukan nilai ekspor dan bukan hanya pendapatan atau defisit negara saja, tapi nasib jutaan orang yang menggantungkan hidupnya kepada industri hasil tembakau ini," tutupnya.

Simak juga Video 'MenPANRB Ungkap Nasib ASN BUMN Seusai Turun Status Jadi Badan':

[Gambas:Video 20detik]

(acd/acd)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest