Dolar Melemah, Rupiah dan Mata Uang Asia Menguat, Indeks Saham Cenderung Naik

• Rupiah Indonesia menguat hingga 0,5% ke level 16.650 per dolar setelah sempat melemah ke posisi terendah lima bulan, mayoritasmata uang Asia juga menguat.
• Dolar AS melemah karena investor menunggu rilis data  nonfarm payroll s ASdan menimbang risiko  government shutdown  AS
• Saham Asia menguat; MSCI EM Asia naik 1,4% dipimpin rebound KOSPI Korea Selatan,sementara Filipina menjadi pengecualian.

Ipotnews - Nilai tukar rupiah dan sebagaian besar mata uang  emerging market  Asia bergerak menguat jelang akhir sesi perdagangan hari ini, Senin (29/9). Rupiah sempat tertekan ke level terendah hampir lima bulan pada pekan lalu.
Laman Reuters mencatat, mendekati pukul 16:00 WIB, rupiah naik hingga 0,5% ke 16.650 per dolar, setelah menutup pekan lalu di dekat level terlemahnya sejak 30 April. Dolar Singapura dan ringgit Malaysia naik masing-masing 0,1% dan 0,2%.
Dolar AS melemah karena investor menunggu serangkaian data ekonomi dan menimbang risiko  government shutdown  AS.
"Mata uang Asia kemungkinan akan sangat dipengaruhi oleh data  nonfarm payroll  AS mendatang. Kami memperkirakan kondisi pasar tenaga kerja di AS tetap relatif lemah, yang bisa menekan dolar AS," kata Lloyd Chan, analis mata uang senior di MUFG .
"Kondisi ini bisa memberi dukungan luas bagi mata uang Asia, terutama yang memiliki surplus perdagangan dan eksposur pada siklus naik teknologi," imbuhnya seperti dikutip Reuters.
Indeks saham sebagian besar bursa saham Asia juga menguat ketika investor menantikan laporan  payroll  AS yang akan dirilis akhir pekan ini. Data ini bisa menjadi penentu arah pemangkasan suku bunga The Federal Reserve, namun ancaman  government shutdown  AS berpotensi mengaburkan prospek ekonomi.
Indeks saham MSCI EM Asia melonjak 1,4% -- kenaikan  intraday  terbaik dalam lebih dari dua minggu -- dipimpin  rebound  indeks KOSPI Korea Selatan yang melaju lebih dari 1% dari level terendah dua minggu pada Jumat. Indeks MSCI EM Asia juga berada di jalur untuk menghentikan penurunan beruntun tujuh hari, didorong penguatan saham perbankan Singapura.
Indeks saham Thailand, SET meningkat hingga 0,9%, dengan sentimen risiko membaik berkat upaya pemerintah menghidupkan kembali ekonomi. Perdana Menteri Anutin Charnvirakul memaparkan agenda kebijakan di parlemen, dengan berfokus pada langkah-langkah menekan biaya hidup, mengurangi utang rumah tangga, dan mendorong pariwisata.
Pekan lalu, Charnvirakul memberi sinyal rencana membubarkan parlemen pada Januari, membuka jalan bagi pemilu pada Maret atau awal April. Poon Panichpibool, analis strategi pasar di Krung Thai Bank, mengatakan rencana pembubaran parlemen pada Januari dapat meredakan sebagian ketidakpastian politik.
Saham di negara lain juga diperdagangkan lebih tinggi. Indeks saham Singapura, STI dan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) Indonesia naik masing-masing 0,2%. Indeks saham NSEI India dan indeks acuan SSEC China menguat antara 0,1% hingga 0,9%, sementara IHSG diperdagangkan sekitar 20 poin di bawah rekor penutupan tertinggi.
Indeks saham Filipina, PSEI , menjadi pengecualian, turun 0,5% dan memperpanjang pelemahan selama enam sesi berturut-turut di tengah penyelidikan korupsi pemerintah dan pelemahan peso.
Ke depan, pasar menantikan pernyataan Ketua Fed Jerome Powell serta rilis data ekonomi, yang bisa membentuk arah keputusan suku bunga. Pasar Taiwan (TAIEX) tutup karena libur. Pasar China akan tutup selama sepekan mulai 1 Oktober, yang mungkin memengaruhi volume perdagangan di kawasan. (Reuters)
 Asia stock indexes and currencies at 0802 GMT 

Sumber : admin