Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup menguat pada sesi perdagangan di awal pekan ini (29/9).
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 9 basis poin (bp) menjadi 5,46%, sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 6 bp menjadi 6,34%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 5 bps ke level 6,37%.
Level yield curve 10-tahun masih berada di dalam weekly estimated range di kisaran 6,33%-6,52%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp31,0 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp29,7 triliun.
FR0104 dan PBS030 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp7,4 triliun dan Rp1,6 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp3,6 triliun.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat sebesar 0,35%, dari level Rp16.738/US$ di hari Jumat menjadi Rp16.680/US$ kemarin.
Per pagi ini, indikator global menunjukkan sentimen yang positif bagi pasar obligasi.
Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun dan 10-tahun masing-masing turun sebesar 2bp dan 5bp menjadi 3,74% dan 4,15%.
Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun sebesar 2bp menjadi 82bp.
“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, BNI Sekuritas mengantisipasi demand terhadap Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi Rupiah akan stabil. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0065, FR0100, FR0103, FR0106,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Selasa (30/9).


加载失败()