Minyak Melorot, Dibayangi Kekhawatiran Surplus Pasokan OPEC+ dan Ekspor Irak

avatar
· 阅读量 16
  • Harga minyak turun: Brent November -1,4% ke USD67,02, Desember USD66,03; WTI -1,7% ke USD62,37.
  • Tekanan datang dari potensi kenaikan produksi OPEC + hingga 500.000 bph dan ekspor Kurdistan-Irak ke Turki kembali berjalan.
  • Sentimen negatif diperkuat oleh rekor produksi AS 13,64 juta bph, risiko kelebihan pasokan & permintaan lemah, serta potensi shutdown pemerintah AS.

Ipotnews - Harga minyak mentah melemah, Selasa, tertekan prospek kelebihan pasokan akibat rencana OPEC + meningkatkan output lebih besar bulan depan, serta dimulainya kembali ekspor minyak dari wilayah Kurdistan, Irak, melalui Turki.
Minyak mentah berjangka Brent--patokan internasional--untuk kontrak pengiriman November, yang berakhir Selasa, ditutup merosot 95 sen atau 1,4% menjadi USD67,02 per barel. Kontrak Desember yang lebih aktif ditutup di USD66,03, demikian laporan  Reuters,  di Houston, Selasa (30/9) atau Rabu (1/10) pagi WIB.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), kehilangan USD1,08 atau 1,7% menjadi USD62,37 per barel. Sehari sebelumnya, Brent dan WTI anjlok lebih dari 3 persen, penurunan harian terbesar sejak 1 Agustus.
Tiga sumber yang mengetahui pembahasan internal menyebutkan, dalam pertemuan Minggu depan, OPEC + berpotensi mempercepat kenaikan output November dari tambahan 137.000 barel per hari (bph) yang sudah diputuskan untuk Oktober.
Dua sumber mengatakan, delapan anggota OPEC + dapat menyetujui kenaikan antara 274.000-411.000 bph, atau dua hingga tiga kali lipat dari Oktober. Bahkan, satu sumber menyebutkan peningkatan bisa mencapai 500.000 bph.
Namun, OPEC melalui akun resminya di  X  membantah laporan media terkait rencana kenaikan produksi 500.000 bph, menyebutnya tidak akurat dan menyesatkan.
"Strategi ( OPEC +) ini dapat secara signifikan menekan margin keuntungan bagi produsen shale oil Amerika yang berbiaya tinggi, yang berpotensi memaksa mereka untuk mengurangi tingkat output rekor yang telah mereka pertahankan," kata analis StoneX, Alex Hodes.
Sementara itu, Kementerian Energi Irak mengonfirmasi aliran minyak dari wilayah Kurdistan ke Turki kembali beroperasi sejak Sabtu, untuk pertama kalinya dalam dua setengah tahun terakhir, setelah tercapai kesepakatan sementara yang mengakhiri kebuntuan.
"Harga minyak tertekan oleh ekspektasi tambahan pasokan dari OPEC + dan ekspor Kurdistan, yang menambah beban pada pasar," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates.
Pasar minyak tetap berhati-hati dalam beberapa pekan terakhir, menimbang risiko gangguan pasokan dari serangan drone Ukraina ke kilang Rusia dengan ancaman kelebihan pasokan dan lemahnya permintaan global.
Sentimen negatif juga diperburuk oleh potensi penutupan pemerintahan (government shutdown) AS yang memicu kekhawatiran permintaan. Data Administrasi Informasi Energi (EIA) menunjukkan produksi minyak AS naik ke rekor bulanan baru sebesar 13,64 juta bph pada Juli, naik 109.000 bph dari rekor sebelumnya pada Juni.
Di sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump meraih dukungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas proposal perdamaian Gaza yang disokong Washington, meski sikap Hamas belum jelas.
Analis PVM, Tamas Varga, menilai tercapainya kesepakatan damai berpotensi memulihkan lalu lintas pelayaran di Terusan Suez dan mengurangi premi risiko geopolitik.
Pasar kini menantikan data persediaan minyak mingguan dari American Petroleum Institute, dengan perkiraan peningkatan stok minyak mentah dan bensin, serta penurunan distilat. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest