JAKARTA, investor.id -Nilai tukar rupiah (IDR) menguat terhadap dolar AS (USD) memasuki awal bulan Oktober 2025.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa kurs rupiah ditutup menguat 60 poin terhadap Dolar AS pada perdagangan Rabu sore ini (1/10), setelah sebelumnya sempat melemah 40 poin di level Rp 16.635 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.665.
Rupiah perkasa setelahBadan Pusat Statistik (BPS) merilis dataneraca perdagangan Indonesia yang mencatat surplus sebesar US$ 5,49 miliar pada Agustus 2025. Surplus ini mencakup ekspor sebesar US$ 24,96 miliar dan impor US$ 19,43 miliar.
"Posisi ekspor masih lebih tinggi dibandingkan impor pada Agustus 2025. Ini adalah surplus 64 bulan beruntun sejak tahun 2020," kata Ibrahim dalam rilis terkait penguatan rupiah pada Rabu (1/10/2025).
Rupiah juga menguat meski tingkat inflasi Indonesia bulan September 2025 mencapai 0,21% secara bulanan (mtm) dan sebesar 2,65% YoY. Ini merupakan kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 185,1 agustus 2025 menjadi 187,4 pada September 2025. Sebelumnya, BPS mencatat deflasi terjadi bulanan pada Agustus 2025 0,08% mtm dari Juli 2025.
Penguatan rupiah juga terjadi meski aktivitas manufaktur Indonesia kembali mencatat perlambatan pada bulan September. Indeks Manufaktur (PMI) Indonesia versi S&P Global tercatat di level 50,4, turun dari 51,5 pada Agustus. Meski melemah, posisi ini masih sedikit berada di fase ekspansi. Adapun, PMI Manufaktur Indonesia sebelumnya telah mengalami kontraksi dalam empat bulan terakhir.
"S&P Global mencatat bahwa meski indikator utama bergerak melemah, kepercayaan diri pelaku usaha terhadap prospek 12 bulan mendatang justru semakin kuat. Optimisme bisnis mencapai level tertinggi sejak Mei, didorong oleh harapan ekspansi pasar domestik dan global yang lebih stabil," papar Ibrahim.
Selain itu, kurs rupiah hari ini juga berhasil bertahan di tengah sentimen pengumuman ditutup pemerintahan federal Amerika Serikat (AS) yang dipimpin Presiden Donald Trump. Seperti diketahui, pemerintah AS resmi ditutup pada Selasa tengah malam atau Rabu pukul 00:00 dini hari, waktu setempat.
"Partai Republik mencoba mengesahkan RUU dana sementara yang telah disahkan di DPR AS tetapi tidak berhasil mendapatkan suara dari Demokrat, yang dibutuhkan untuk dikirimkan ke meja Trump. Shutdown kali ini akan menjadi yang pertama sejak 2018," Ibrahim menyoroti.
Dilaporkan, penutupan pemerintah AS diperkirakan akan menunda rilis data pasar tenaga kerja yang sangat dinantikan minggu ini. Penutupan pemerintah yang berkepanjangan juga diperkirakan akan mengganggu rilis data AS mendatang. Sentimen ini turut menjadi perhatian terhadap rupiah ke depan.
"Data penggajian non-pertanian untuk bulan September dijadwalkan dirilis pada hari Jumat, tetapi kini mungkin tertunda karena gangguan di lembaga-lembaga federal," kata Ibrahim, seraya menambahkan bahwa keraguan atas penurunan suku bunga lebih lanjut juga merayap ke pasar minggu ini, menyusul serangkaian komentar hawkish dari para pejabat Federal Reserve (The Fed).
Sumber : investor.id
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()