JAKARTA, investor.id -Goldman Sachs Group mengungkapkan bahwa harga emas dunia masih memiliki peluang untuk reli lebih tinggi, seiring minat yang besar dari investor swasta.
Dikutip dari Mining.com , Jumat (3/10/2025) analisGoldman Sachs, termasukDaan Struyven, mengatakandalam sebuah catatan bahwadiversifikasi signifikan ke emas oleh investor swasta dapatmendorong harga emas mencapai US$ 4.000 per ons padapertengahan 2026 dan US$ 4.300 per ons pada akhir tahun depan.
Bulan lalu, Goldman Sachs sempat mengeluarkan proyeksi harga emas dapat mendekati US$ 5.000 per ons jika arus masuk hanya berasal dari 1% pasar Treasury AS yang dimiliki swasta.
Harga emas telah naik 12% sejak 29 Agustus 2025, setelah menembus kisaran US$ 3.200 - US$ 3.450 per ons. Salah satu pemicu reli tersebutadalah ekspektasi bank-bank sentralmempercepat pembelian emas mereka setelah jeda musim panas, menurut para analis Goldman Sachs.
Dalam laporan terpisah,Goldman Sachs Research juga memperkirakan harga emas dunia akan naik hingga 6% pada pertengahan tahun 2026 mendatang.
Sementara itu, pengamat pasar emas, Ibrahim Assuaibimengatakan bahwa harga emas dapatmenembus level US$ 4.000 pada bulan Oktober.
Ibrahim juga melihat kemungkinan harga emas melampaui level tersebut di akhir tahun.
"Sampai akhir tahun (harga emas) di levelUS$ 4.150akan tercapai. Kita melihat semakin tingginya harga emas dunia mendorong tanda-tanda perlambatan ekonomi akan terjadi," kata Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta.
Seperti diketahui, emas batangan telah menjadi salah satu komoditas utama dengan kinerja terkuat akhir-akhir ini, melonjak hampir 50% tahun ini dan melampaui rekor yang disesuaikan dengan inflasi yang dicapai pada tahun 1980. Lonjakan ini didorong oleh pembelian bersama oleh bank sentral dan Federal Reserve yang melanjutkan pemangkasan suku bunga.
Harga emas pada hari Kamis (2/10) diperdagangkan di kisaran $ 3.865 per ons, mempertahankan reli lima hari yang mendorongnya mencapai beberapa rekor baru dan semakin mendekati tonggak levelUS$ 4.000. Kenaikan ini terjadi ketika penutupan pemerintah AS memperkuat kekhawatiran fiskal dan tekanan pada dolar.
Sumber : investor.id
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()