JAKARTA, investor.id -Kurs rupiah (IDR) lanjut menguatterhadap dolar AS (USD) pada perdagangan menjelang akhir pekan, saat kebijakanpenutupan sementara pemerintah federal atau government shutdown Amerika Serikat berlangsung.
Pada penutupan perdagangan hari Jumat (3/10), rupiah ditutup menguat 43 poin terhadap dolar AS setelah sebelumnya sempat melemah 25 poin di level Rp 16.555, dari penutupan sebelumnya di level Rp16.598.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan mulai mendekati kisaran Rp 16.550 pada perdagangan minggu depan, melihat pasar sebagian besar mengabaikan kekhawatiran atas dampak langsung dari penutupan pemerintah AS.
"Untuk perdagangan senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentangRp 16.520 - Rp 16.560," kata pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (3/10/2025).
"Penutupan (AS Shutdown) di masa lalu hanya berdampak terbatas pada pasar keuangan," ungkapnya.
Ibrahim melihat, pasar lebih fokus pada data ketenagakerjaan swasta AS minggu ini, terutama karena data penggajian non-pertanian pemerintah untuk bulan September 2025 tampaknya tertunda akibat penutupan pemerintah.
"Selain itu, sejumlah data ketenagakerjaan swasta yang lemah minggu ini membuat investor sebagian besar fokus pada pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan Oktober, setelah pemangkasan sebesar 25 basis poin pada bulan September," terang dia.
Menurut CME Fedwatch, kini ada perkiraanpeluang sebesar 99,3% di antara pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir Oktober 2025.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed di bulan Oktober sekaligus melihatdata PHK Challenger menunjukkan bahwa bisnis-bisnis AS terus memangkas peran pada bulan September.
Adapun The Fed yang juga menyoroti peningkatan risiko pasar tenaga kerja sebagai motivator utama pemangkasan suku bunga di bulan September.
"Tetapi beberapa pejabat mengemukakan beberapa keraguan mengenai apakah bank sentral perlu memangkas suku bunga lebih lanjut, terutama di tengah inflasi AS yang tinggi," imbuh Ibrahim.
Proyeksi rupiah yang positi juga didukung pencatatanInflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia pada September 2025 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 kurang lebih 1%. Menurut data Badan Pusat Statistik, IHK September 2025 tercatat inflasi sebesar 0,21% (mtm), sehingga secara tahunan IHK mengalami inflasi sebesar 2,65% (yoy).
"Ke depan, diyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 kurang lebih 1% pada 2025 dan 2026," beber Ibrahim. Perkiraan tersebut diharapkan dapat menjadi penopang rupiah.
Sumber : investor.id
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()