Rupiah Menguat Karena Harapan Pada Pemangkasan Suku Bunga The Fed Oktober Meningkat

avatar
· 阅读量 25
  • Rupiah menguat ke Rp16.563 per dolar AS pada Jumat (3/10), terdorong ekspektasi pasar bahwa The Fed hampir pasti memangkas suku bunga acuan 25 bps di akhir Oktober 2025 (peluang 99,3%).
  • Data tenaga kerja AS melemah (PHK Challenger dan penggajian ADP), sementara data resmi non-farm payroll tertunda akibat penutupan pemerintah AS, membuat pasar fokus pada peluang pemangkasan suku bunga lanjutan.
  • Inflasi domestik terkendali, IHK September 2025 sebesar 2,65% (yoy) dalam kisaran target BI, memberi sentimen positif tambahan bagi rupiah.

Ipotnews - Penguatan rupiah terhadap dolar di akhir pekan sejalan dengan meningkatnya ekspektasi pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan pada akhir Oktober 2025.
Mengutip data Bloomberg pada Jumat (3/10) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp16.563 per dolar AS, posisi tersebut menguat 35 poin atau 0,21% dibandingkan Kamis sore (2/10) kemarin di level Rp16.598 per dolar AS.
"Peluang The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin lagi di bulan Oktober mencapai 99,3%, setelah sebelumnya memangkas 25 bps pada September," kata Ibrahim Assuaibi, pengamat ekonomi, mata uang dan komoditas, dalam siaran pers sore ini.
Ekspektasi itu kian menguat lantaran data ketenagakerjaan swasta AS melemah, termasuk laporan PHK Challenger yang menunjukkan perusahaan masih melakukan efisiensi meski dalam laju lebih lambat. Data penggajian ADP pun mencatat penurunan tajam pada September.
"Dengan data non-farm payroll tertunda akibat penutupan pemerintah AS, pasar memberi bobot lebih besar pada data ketenagakerjaan swasta tersebut," jelas Ibrahim.
Di sisi lain, indeks dolar AS juga melemah, turut memberikan ruang penguatan pada rupiah. Pasar saat ini lebih fokus pada arah kebijakan moneter The Fed ketimbang dampak jangka pendek dari shutdown pemerintah AS.
Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari terjaganya inflasi. Bank Indonesia melaporkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) September 2025 sebesar 0,21% (mtm), dengan inflasi tahunan 2,65% (yoy), masih dalam kisaran target 2,51%. Inflasi inti tercatat 0,18% (mtm) atau 2,19% (yoy).
"Inflasi yang terkendali menunjukkan konsistensi kebijakan moneter BI serta pengendalian harga melalui sinergi pemerintah pusat dan daerah," terang Ibrahim.
Dengan kombinasi ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan inflasi domestik yang stabil, rupiah diperkirakan masih punya ruang menguat dalam jangka pendek.(Adhitya/AI)

Sumber : admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest