Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Kerek Harga Emas dan Tekan Yield SBN

avatar
· 阅读量 28
  • Ekspektasi pemangkasan agresif suku bunga The Fed meningkat akibat potensi government shutdown di AS, dengan probabilitas penurunan FFR pada 29 Oktober dan 10 Desember 2025 masing-masing mencapai 97,8% dan 87,5%.
  • Harga emas global naik mendekati US$4.000 per troy ons, ditopang ekspektasi pemangkasan suku bunga dan kekhawatiran soal independensi The Fed, sementara dolar AS berpotensi melemah.
  • Yield SBN domestik anjlok, terutama tenor 2 tahun yang turun ke 4,96% (-208 bps YtD), mencerminkan fenomena flattening yield curve seiring ruang penurunan BI Rate yang masih terbuka.

Ipotnews - Ekspektasi pelaku pasar terhadap pemangkasan agresif suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat kian menguat di tengah ketidakpastian global.
Sentimen ini ikut mendorong kenaikan harga emas dunia dan penurunan imbal hasil surat berharga negara (SBN) domestik, terutama tenor pendek.
Chief Economist & Head of Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, menuturkan bahwa ketiadaan data ekonomi AS akibat potensi government shutdown membuat arah kebijakan moneter ke depan semakin sulit diprediksi.
"Pasar beranggapan government shutdown ini akan berdampak negatif terhadap aktivitas perekonomian dan hal ini akan menyebabkan The Fed lebih agresif menurunkan suku bunga," jelas Rully, dalam siaran pers, Senin (6/10).
Mengacu pada data CME FedWatch, probabilitas penurunan Fed Funds Rate (FFR) pada rapat 29 Oktober 2025 tercatat sebesar 97,8%, sementara pada 10 Desember 2025 berada di level 87,5%. Kondisi ini turut menekan imbal hasil US Treasury di berbagai tenor sejak September lalu.
Rully menambahkan, ekspektasi penurunan FFR yang lebih agresif juga memicu reli harga emas. "Harga emas global terus naik hingga mendekati level US$4.000 per troy ons. Selain karena government shutdown, kenaikan emas juga dipicu kekhawatiran atas independensi The Fed," ujar Rully.
Fenomena tersebut, lanjut Rully, akan berdampak pada potensi tren pelemahan dolar AS di masa mendatang. Hal ini memberi ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk lebih percaya diri memangkas suku bunga acuan (BI Rate).
"Dengan injeksi likuiditas pemerintah sebesar Rp200 triliun, ruang penurunan BI Rate masih terbuka. Hal ini berimbas pada penurunan signifikan imbal hasil SBN, terutama tenor dua tahun," ucap Rully.
Data mencatat, imbal hasil SBN tenor 2 tahun pada Jumat (3/10) turun menjadi 4,96% atau turun 208 basis poin secara year to date (YtD). Sementara itu, SBN tenor 10 tahun ditutup di level 6,315% atau turun 68,2 bps YtD.
Menurut Rully, fenomena flattening yield curve yang terjadi mencerminkan ekspektasi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
"Yield SBN tenor pendek turun jauh lebih cepat dibanding tenor panjang. Ini menunjukkan permintaan tinggi terhadap obligasi jangka pendek serta respon pasar terhadap outlook moneter dan kondisi likuiditas," papar Rully.
(Adhitya/AI)

Sumber : admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest