 
            Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan masih ada perbedaan biaya listrik yang cukup jauh di Indonesia. Di wilayah Indonesia Timur yang menggunakan pembangkit listrik berbahan bakar diesel biaya listrik bisa mencapai US$ 70 sen per kWh.
"Jadi, saat ini kita menikmati listrik di ruangan ini harganya cuma US$ 4 atau US$ 3 sen, nah di sana (Indonesia Timur) sangat tinggi sekali," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi di Jakarta, Senin (6/10/2025).
Dengan kondisi itu, Eniya mengatakan pemerintah bersama PLN tengah mendorong pergantian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT), seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dikombinasikan dengan sistem penyimpanan energi (baterai) yang akan membuat biaya listrik di Indonesia Timur lebih murah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah pada saat kita bicara renewable energy mungkin membangun photovoltaic, membangun baterai di sana akan jauh lebih murah saat ini," katanya.
| Baca juga: PLTS Terapung di Waduk Saguling Bisa Pasok Listrik 50.000 Rumah | 
Hanya saja, Eniya mengatakan pengalihan tersebut masih ada pekerjaan rumah terkait dengan penentuan harga yang dihasilkan dari PLTS yang dikombinasikan dengan metode penyimpanan di baterai.
"Masih PR untuk harga. Ini harga PLTS yang kombinasi baterai, yang baterainya rada banyak, itu kita masih diskusi terus, karena harganya rada bergerak turun. Studi kita sudah update sih 2024 ya harganya, dan ini segera diputuskan, nanti saya diskusi lagi sama Pak Wamen," katanya.
(ara/ara)作者:Heri Purnomo -,文章来源republika_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。



加载失败()