 
    Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Bobby Nasution buka suara usai ditegur Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) karena inflasi di daerahnya menjadi yang tertinggi se-Indonesia. Tercatat pada September 2025 inflasi Sumut mencapai 5,32% secara tahunan (year on year/yoy).
Bobby mengatakan pihaknya akan berupaya menurunkan inflasi, salah satunya bekerja sama dengan daerah lain untuk menjaga ketersediaan pasokan dan harga pangan.
"(Inflasi) iya kita turunkan, kita upaya turunkan. Kita dekati sama beberapa daerah. (Strateginya) itu kan volatile food ya, pertama dari volatile food. Kita sudah kerja sama dengan beberapa daerah untuk beberapa komoditi, termasuk cabai merah," kata Bobby saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
| Baca juga: Gaji Cuma Numpang Lewat, Kelas Menengah RI Dihajar Utang, Inflasi, dan Pajak | 
Selain itu, Bobby menyebut Gerakan Pangan Murah akan terus dilakukan. Langkah ini diharapkan dapat membuat inflasi terkendali dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Sumut.
"Semoga langkah-langkah ini dapat menjaga inflasi tetap terkendali, memastikan harga kebutuhan pokok terjangkau, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan di Sumut," ucap Bobby di Instagram pribadinya.
Kemendagri Beri Teguran
Sebelumnya, Kemendagri melalui Sekretaris Jenderal Tomsi Tohir memberi teguran kepada kepala-kepala daerah yang inflasinya tinggi. Salah satunya adalah Sumut yang dipimpin Bobby.
"Bapak ibu sekalian, inflasi 5,32% dalam suatu provinsi (Sumut) itu sudah terasa perubahan harganya bagi masyarakat. Kami mohon menjadi perhatian para gubernur, khususnya 10 provinsi tertinggi," tegur Tomsi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (6/10).
| Baca juga: Kejagung Ungkap Sederet Masalah yang Bikin Harga Bawang Putih Sulit Turun | 
Tomsi bahkan membandingkan Sumut dengan Papua Pegunungan. Ia paham kondisi medan di Papua Pegunungan turut menghambat distribusi, namun provinsi itu ternyata masih sanggup mencatatkan angka inflasi lebih rendah yakni 3,55%.
"Bapak ibu sekalian, kami mohon cek kembali ini, cek kembali, perhatikan, berusaha sekeras-kerasnya! Dari daftar-daftar itu masih terlihat ada kabupaten/kota yang berharap anugerah Tuhan yang Maha Esa saja, usahanya tidak maksimal," sindir Tomsi.
"Bagi kepala daerah, kalau umpamanya dinas-dinasnya tidak bergerak, mungkin selayaknya untuk dievaluasi. Kita bekerja di sini setiap minggu meluangkan waktu tiga jam untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. Berbuat yang terbaik supaya barang-barang, terutama yang kita konsumsi sehari-hari itu terjangkau dan tidak mengalami kenaikan yang tinggi," tambahnya.
作者:Anisa Indraini -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。



加载失败()