Uji Lab Memuaskan, Mandatori Biodiesel B50 Ditargetkan Tahun Depan

• Indonesia telah menyelesaikan uji laboratorium untuk biodiesel B50 berbasis minyak sawit dan bersiap melanjutkan ke tahap uji jalan.
• Penerapan B50 ditargetkan pada 2026, meski kecil kemungkinan dimulai pada Januari tahun tersebut.
• Implementasi B50 akan membutuhkan sekitar 20,1 juta kiloliter biofuel sawit per tahun, naik dari 15,6 juta KL pada B40.

Ipotnews - Indonesia semakin mendekati penerapan bahan bakar biodiesel dengan campuran 50 persen biofuel berbasis minyak sawit (B50) setelah menyelesaikan tahap uji laboratorium, menurut pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) pada Selasa (7 Oktober). Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk meluncurkan B50 pada tahun depan dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil.
Saat ini, Indonesia sudah menerapkan mandtori penggunaan biodiesel dengan campuran 40 persen (B40). Dalam pengujian laboratorium terbaru, mesin dijalankan menggunakan bahan bakar B50 dan hasilnya dinilai memuaskan. Tahapan berikutnya adalah uji jalan dan pengujian pada mesin non-otomotif berbahan bakar diesel, kata Direktur Bioenergi Kementerian ESDM , Edi Wibowo.
"Berdasarkan hasil uji laboratorium, kami akan melanjutkan ke tahap uji jalan dan pengujian pada mesin non-otomotif yang menggunakan bahan bakar diesel," ujarnya.
Meski demikian, waktu pelaksanaan uji jalan belum ditetapkan. Pemerintah menargetkan penerapan wajib B50 pada tahun 2026, meskipun seorang pejabat senior Kementerian ESDM menyebut hal itu kemungkinan tidak akan dimulai pada Januari tahun tersebut.
Berdasarkan data Kementerian ESDM , penerapan B50 akan membutuhkan sekitar 20,1 juta kiloliter biofuel sawit per tahun untuk dicampur dengan solar konvensional, meningkat dari 15,6 juta kiloliter yang dibutuhkan dalam program B40.(Reuters)

Sumber : admin