- Harga minyak naik setelah OPEC + hanya menaikkan produksi 137.000 bph mulai November, meredakan kekhawatiran pasar akan kelebihan pasokan.
- Analis menilai keputusan OPEC + mencerminkan kehati-hatian di tengah proyeksi surplus pasokan, sementara pasar masih mampu menyerap tambahan output tanpa masuk ke struktur contango.
- Ketegangan geopolitik seperti konflik Rusia-Ukraina turut menopang harga, namun risiko dari peningkatan produksi non- OPEC + dan perlambatan ekonomi global tetap membayangi pasar.
Ipotnews -- Harga minyak melanjutkan penguatan, Selasa, setelah keputusan OPEC + untuk hanya sedikit menaikkan output pada November dinilai mampu meredam kekhawatiran pasar akan potensi kelebihan pasokan di kuartal akhir tahun ini.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 19 sen atau 0,29% menjadi USD65,66 per barel pada pukul 14.12 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Singapura, Selasa (7/10).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), bertambah 17 sen atau 0,28% menjadi USD61,86 per barel.
Kedua acuan harga minyak tersebut sebelumnya ditutup melonjak lebih dari 1%, Senin, usai OPEC + -- yang mencakup anggota Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) beserta Rusia dan beberapa produsen kecil lainnya -- mengumumkan kenaikan produksi kolektif sebesar 137.000 barel per hari (bph) mulai November.
Keputusan tersebut mengejutkan pelaku pasar yang sebelumnya memperkirakan adanya kenaikan output yang lebih agresif. Analis ING menilai keputusan ini menunjukkan kehati-hatian OPEC + dalam menambah output minyak ke pasar global, di tengah proyeksi surplus pasokan pada kuartal keempat 2025 dan sepanjang tahun depan.
"Harga Brent sempat merosot sekitar USD5 per barel pekan lalu karena ekspektasi akan adanya lonjakan pasokan. Jadi, rebound ringan ini cukup masuk akal," ujar Anh Pham, analis LSEG .
Pham menambahkan pasar saat ini masih mampu menyerap tambahan volume pasokan tersebut, dan belum menunjukkan tanda-tanda struktur harga berbalik ke contango, yakni kondisi ketika harga jangka pendek lebih rendah dari harga jangka panjang, yang biasa mengindikasikan kelebihan pasokan.
Sejauh ini, OPEC + telah menaikkan target output minyak mereka lebih dari 2,7 juta bph sepanjang 2025, atau setara dengan sekitar 2,5% dari total permintaan global.
Selain faktor pasokan, ketegangan geopolitik turut menopang harga. Konflik yang berkelanjutan antara Rusia dan Ukraina menciptakan ketidakpastian pada pasokan energi global, termasuk pasokan minyak mentah Rusia.
Pada 4 Oktober, kilang minyak Kirishi di Rusia menghentikan operasi unit distilasi utamanya, CDU-6, setelah mengalami serangan drone yang menyebabkan kebakaran. Dua sumber industri menyebutkan pemulihan operasional unit tersebut kemungkinan membutuhkan waktu sekitar satu bulan.
Meski demikian, analis memperingatkan bahwa tekanan terhadap harga minyak belum sepenuhnya mereda. Kenaikan output dari produsen minyak non- OPEC +, serta potensi penurunan permintaan akibat perlambatan ekonomi global yang dipicu kebijakan tarif perdagangan AS, berisiko memperburuk surplus pasokan dalam waktu dekat. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()