Rupiah Menguat Terbatas Karena Dolar Tertekan Sentimen Shutdown Pemerintahan AS

avatar
· 阅读量 21
  • Rupiah menguat tipis 0,13% ke Rp16.561 per dolar AS pada Selasa (7/10), ditopang pelemahan indeks dolar akibat berlanjutnya penutupan pemerintahan AS.
  • Sentimen eksternal dipengaruhi krisis politik Prancis, kemenangan Takaichi di Jepang dengan arah kebijakan fiskal longgar, serta meningkatnya tensi geopolitik akibat serangan Ukraina ke kilang minyak Rusia.
  • Cadangan devisa Indonesia akhir September 2025 turun ke US$148,7 miliar (setara 6,2 bulan impor), namun BI menilai masih kuat menopang ketahanan eksternal; rupiah diproyeksi bergerak fluktuatif di Rp16.560-Rp16.600 per dolar AS esok hari.

Ipotnews - Penutupan sebagian operasional pemerintahan Amerika Serikat yang berlanjut menekan pergerakan indeks dolar dan membuka ruang penguatan tipis bagi rupiah.
Mengutip data Bloomberg, Selasa (7/10) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah di pasar spot ditutup di level Rp16.561 per dolar AS. Posisi tersebut menguat 22 poin atau 0,13% dibandingkan penutupan perdagangan Senin (6/10) di Rp16.583 per dolar AS.
Pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pelemahan dolar AS dipicu oleh faktor politik di Negeri Paman Sam. "Penutupan pemerintah AS telah memasuki hari keenam setelah negosiasi pendanaan gagal mencapai kesepakatan. Sementara Senat juga belum berhasil mengumpulkan suara untuk meloloskan langkah pendanaan jangka pendek," kata Ibrahim dalam siaran pers sore ini.
Selain dari AS, pasar global juga diramaikan dengan sejumlah dinamika eksternal. Di Eropa, krisis politik Prancis makin dalam setelah Perdana Menteri Sebastien Lecornu mendadak mengundurkan diri. Sementara di Jepang, kemenangan Takaichi dalam pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal membuka jalan baginya untuk menjadi perdana menteri baru dengan arah kebijakan fiskal ekspansif.
Dari sisi geopolitik, tensi meningkat setelah Ukraina meningkatkan serangan drone terhadap infrastruktur energi Rusia, termasuk kilang Kirishi dan Ryazan. Gangguan suplai ini berpotensi memperketat pasokan ekspor bahan bakar Rusia di pasar global.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir September 2025 berada di posisi USD148,7 miliar, turun USD2 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. BI menilai posisi tersebut masih kuat, setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri, jauh di atas standar kecukupan internasional.
"Cadangan devisa tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," tegas Ibrahim.
Untuk perdagangan besok, Ibrahim memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah. "Rupiah berpotensi ditutup pada rentang Rp16.560-Rp16.600 per dolar AS," ucap Ibrahim.(Adhitya/AI)

Sumber : admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest