Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius menjelaskan kabar terbaru dari rencana penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia. Proses penggabungan masih dikaji Danantara dan pihak lainnya.
Simon menjelaskan dalam kajian tersebut juga meliputi pembahasan pemisahan sejumlah unit usaha di luar bisnis oil dan gas.
"Untuk yang lain kita semua kajian dan meeting dengan Danantara dengan pihak-pihak yang terkait sudah sambil berjalan juga, termasuk yang insurance sambil jalan. Jadi kalau memang misalnya bisa terkejar sebelum 2025 mungkin lebih cepat. Jadi sudah paralel semua," kata Simon usai hadir dalam acara detikSore on location di Anjungan Sarinah, Jakarta, Selasa (7/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pertamina Tunggu Arahan Danantara soal Merger Garuda-Pelita Air  | 
Terkait porsi kepemilikan saham jika rencana penggabungan ini terjadi apakah saham akan dilepaskan semua atau masih ada yang dimiliki Pertamina, Simon belum dapat membeberkan lebih lanjut.
"Mekanisme nanti kita lihat seperti apa," katanya.
Sebelumnya, CEO Danantara, Rosan Roeslani mengaku pihaknya masih mengkaji hal ini dan belum ada keputusan diambil soal rencana merger kedua maskapai tersebut.
"Ya masih semua masih dikaji kok ya," ungkap Rosan ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (16/9).
Rosan melanjutkan rencana merger Garuda dan Pelita Air dilakukan agar operasional maskapai pelat merah bisa lebih efisien. Produktivitas maskapai juga bisa meningkat dengan merger.
"Ya intinya kan untuk supaya lebih efisien, lebih meningkatkan produktivitas, dan juga mengoptimalkan aset-aset yang ada, baik dari segi jam terbangnya dan part pesawat, dan lain-lain. Lagi dievaluasi semua," lanjut Rosan.
(ara/ara)作者:Heri Purnomo -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。


加载失败()