Bank Dunia: 1 dari 7 Anak Muda di China dan Indonesia Menganggur

avatar
· 阅读量 13
Bank Dunia: 1 dari 7 Anak Muda di China dan Indonesia Menganggur
Ilustrasi Pengangguran/Foto: Antara Foto/Yulius Satria WIjaya
Jakarta

Sulitnya mencari kerja bukan hanya menjadi masalah di Indonesia, tapi juga di China. Bank Dunia melaporkan banyak anak muda di dua negara ini yang masih menganggur. Mereka sulit mendapat pekerjaan.

Berdasarkan laporan Bank Dunia berjudul Jobs: East Asia and Pacific Economic Update - October 2025, disebutkan tantangan penciptaan lapangan kerja menjadi isu utama di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP). Di kawasan ini, generasi muda menghadapi kesulitan untuk masuk ke pasar kerja.

"Satu dari tujuh anak muda di China dan Indonesia menganggur," tulis Bank Dunia dalam laporannya, dikutip Rabu (8/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

China dan Indonesia menjadi dua negara dengan tingkat pengangguran usia 15-24 tahun tertinggi, diikuti Mongolia, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand. Lalu dari sisi persentase, tingkat pengangguran anak muda di Indonesia hampir mencapai 15%. Sementara di China sudah lebih dari 15%.

Selain itu, banyak pekerja di kawasan ini bekerja di sektor informal, yang tidak selalu menjamin penghasilan memadai. Perubahan teknologi disebut mengubah dinamika pasar kerja. Penyebaran robot industri, kecerdasan buatan, dan digitalisasi meningkatkan produktivitas dan menciptakan pekerjaan baru, tetapi juga menggantikan pekerjaan lama.

ADVERTISEMENT
Baca juga: Program Magang Pemerintah, Gaji Bisa Rp 5 juta-Direkrut Perusahaan

Secara keseluruhan, tingkat pekerjaan di EAP tergolong tinggi dibanding wilayah lain di dunia. Namun, partisipasi angkatan kerja berbeda-beda antarnegara. Di beberapa negara Pasifik dan di kalangan perempuan, partisipasi tenaga kerja masih rendah.

Di Indonesia, Malaysia, dan Filipina, selisih antara laki-laki dan perempuan mencapai sekitar 15%. Di sisi lain, pekerja lansia berusia 55-64 tahun partisipasinya jauh lebih rendah dibanding pekerja muda yang berusia 25-54 tahun, misalnya di Malaysia dan Mongolia selisihnya lebih dari 25%.

Demografi menjadi faktor penting lain. Beberapa negara, seperti China, Vietnam, dan Thailand, menghadapi populasi menua, sementara Indonesia, Filipina, dan Kamboja masih didominasi ledakan jumlah anak muda. Secara keseluruhan, populasi usia kerja di EAP diperkirakan akan menyusut sekitar 200 juta orang antara 2025 hingga 2050.

Laporan Bank Dunia juga menyoroti pentingnya memindahkan pekerja dari pekerjaan berproduktivitas rendah ke pekerjaan yang lebih produktif. Dari 1970-an hingga 1990-an, banyak pekerja pindah dari pertanian ke manufaktur dan jasa yang lebih produktif. Namun sejak 2000-an, pergerakan tenaga kerja cenderung menuju pekerjaan jasa berproduktivitas rendah dan informal, seperti ritel dan konstruksi.

Bank Dunia menegaskan, untuk menghadapi tantangan ini, pemerintah di kawasan EAP perlu mendorong terciptanya pekerjaan yang produktif serta memperkuat keterampilan anak muda. Tanpa langkah-langkah ini, banyak generasi muda berisiko terjebak dalam pengangguran dan pekerjaan informal yang kurang menjamin masa depan.

(fdl/fdl)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest