JAKARTA, investor.id -Rupiah mengalami penurunan terhadap dolar AS (USD) pada perdagangan Rabu, 8 Oktober 2025.
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 12 poin terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu sore (8/10), setelah sebelumnya sempat melemah 55 poin dilevel Rp 16.573 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.561.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa pelemahan rupiah terjadi seiring meningkatnya ketidakpastian atas ekonomi AS, di saatpenutupan pemerintah telah memasuki minggu kedua.
"Kebuntuan politik di Kongres, terkait RUU pendanaan pemerintah, menunjukkan sedikit tanda-tanda penyelesaian meskipun ada upaya mediasi oleh Presiden Donald Trump. Meskipun penutupan pemerintah secara historis berdampak terbatas pada ekonomi, pejabat Gedung Putih memperingatkan bahwa kali ini mungkin berbeda," ujar Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Rupiah juga melemah di tengah ekspektasi yang menguat bahwa Federal Reserve (The Fed)akan memangkas suku bunga dana federal sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuannya bulan Oktober,menurunkan kisaran target menjadi 3,75% hingga 4,00%.
Menurut CME FedWatch Tool , pasar keuangan saat ini memperkirakan peluang penurunan suku bunga The Fed tambahan sebesar hampir 83% pada bulan Desember mendatang.
Kurs rupiah juga melemah di tengah krisis politik yang semakin meningkat di Prancis, setelah Perdana Menteri Sebastien Lecornu mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah mengumumkan kabinetnya pada akhir pekan.
Di Asia, Jepang tengah memperhatikan kebijakanfiskalnya setelah politisi konservatif Sanae Takaichi terpilih sebagai pemimpin partai yang berkuasa.
"Takaichi diperkirakan akan menentang rencana kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan, dan juga diperkirakan akan memberikan lebih banyak pengeluaran fiskal dan keringanan pajak. Pertanyaan muncul mengenai bagaimana Takaichi akan mendanai agenda fiskalnya, terutama di tengah memburuknya sentimen investor terhadap obligasi pemerintah Jepang," papar Ibrahim. Menurutnya, perkembangan tersebut akan turut mempengaruhi posisi rupiah.
Adapun sentimen konflik antara Rusia dan Ukraina yang memengaruhi aset energi dan menciptakan ketidakpastian atas pasokan minyak setelah kilang minyak Kirishi di Rusia menghentikan unit distilasi paling produktifnya, menyusul serangan pesawat nirawak Ukraina.
Rupiah juga melemah setelah Bank Dunia (World Bank) dalam laporan terbarunya memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesiatahun 2025 di bawah angka 5% atau hanya 4,8%.Proyeksi tersebut berada di bawah target pemerintah yang paling pesimistis di angka 5%.
"Pelambatan Indikator Ekonomi Sejumlah indikator aktivitas ekonomi menunjukkan sinyal pelambatan momentum. Produksi industri juga dinilai kuat namun tidak sejalan dengan keyakinan bisnis, yang diperkirakan masih rendah ke depan. Ekspor juga diperkirakan tetap kuat di tengah goncangan tarif impor Amerika Serikat (AS), namun pesanan ekspor baru lemah," jelas Ibrahim.
Sumber : investor.id
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
        喜欢的话,赞赏支持一下
        



加载失败()