Risalah FOMC The Fed September Cenderung Dovish, Rupiah Berpeluang Menguat

avatar
· 阅读量 15
  • Rupiah menguat 24 poin ke level Rp16.549 per dolar AS pada Kamis (9/10), didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dua kali tahun ini berdasarkan risalah FOMC September yang bernada dovish.
  • Risalah FOMC menunjukkan sebagian besar pejabat The Fed menilai penurunan suku bunga tepat dilakukan karena pasar tenaga kerja melemah, sementara risiko inflasi berkurang.
  • Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp16.500-Rp16.600 per dolar AS, dengan dampak isu geopolitik Gaza masih minim terhadap pasar.

Ipotnews - Kurs rupiah diprediksi menguat terhadap dolar Amerika Serikat, karena risalah FOMC Federal Reserve September 2025 mengisyaratkan ada dua kali pemangkasan suku bunga acuan tahun ini.
Mengutip data Bloomberg, Kamis (9/10) pukul 09.20 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan di level Rp16.549 per dolar AS, menguat 24 poin atau 0,14% dibandingkan penutupan perdagangan Rabu (8/10) di Rp16.573 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan pernyataan Trump soal perdagangan di Gaza melalui kesepakatan antara Israel dengan Hamas sepertinya belum akan segera berdampak terhadap pasar. "Karena seperti biasanya, ucapan Trump sering tidak benar," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews pagi ini.
Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang terkoreksi setelah dalam risalah pertemuan FOMC yang secara umum dovish. Risalah tersebut juga menunjukkan prospek pemangkasan suku bunga oleh the Fed sebanyak dua kali hingga akhir tahun.
"Kurs rupiah hari ini diperkirakan berada di kisaran Rp16.500 - Rp16.600 per dolar AS," ujar Lukman.
Sebagian besar pembuat kebijakan The Fed menyatakan penurunan suku bunga lebih lanjut akan tepat tahun ini, didorong oleh pelemahan pasar tenaga kerja. Namun, ketidakpastian mengenai suku bunga netral dan kekhawatiran inflasi yang berkelanjutan terus mengaburkan prospek penurunan suku bunga rendah.
"Sebagian besar peserta mengamati bahwa pergeseran rentang target suku bunga dana federal ke arah yang lebih netral adalah tindakan yang tepat karena mereka menilai risiko penurunan lapangan kerja telah meningkat selama periode antar-pertemuan dan risiko kenaikan inflasi telah berkurang atau tidak meningkat," demikian ditunjukkan dalam risalah rapat The Fed dilansir dari Investing.com, hadi ini.
Pada akhir rapat bulan September, Komite Pasar Terbuka Federal, atau FOMC , memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan ke kisaran 4,00% hingga 4,25%.
Ini adalah pertama kalinya dalam sembilan bulan The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga karena kekhawatiran akan pelemahan pasar tenaga kerja membayangi beberapa kekhawatiran bahwa inflasi masih di atas target.(Adhitya/AI)

Sumber : admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest