- Rupiah stabil di Rp16.523 per dolar AS, melemah tipis 0,11% di tengah sikap tunggu pasar jelang pidato Powell.
- Penjualan ritel Agustus tumbuh 3,5% (YoY), menandakan konsumsi domestik tetap terjaga.
- Risalah rapat FOMC yang bernada dovish memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan.
Nilai tukar rupiah (IDR) Kamis siang bergerak stabil di kisaran Rp16.523 per dolar AS (USD), melemah tipis 0,11% dibandingkan hari sebelumnya. Pergerakan yang relatif tenang ini menunjukkan pasar tengah menahan langkah sambil menunggu panduan baru dari bank sentral AS. Rupiah sempat bergerak di rentang Rp16.512-Rp16.567, dengan volatilitas yang cenderung menurun dibandingkan sesi-sesi sebelumnya.
Di pasar global, indeks dolar AS (DXY) melemah ke 98,72 setelah sempat menyentuh puncak di 99,06 pada Rabu. Pelemahan ini mencerminkan reaksi terhadap risalah rapat FOMC yang menunjukkan kecenderungan pelonggaran kebijakan moneter lanjutan tahun ini. Sebagian besar pejabat Federal Reserve mendukung pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin, menilai risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat sementara tekanan inflasi mulai menurun. Nada kebijakan ini tetap hati-hati namun akomodatif, memberi harapan bahwa siklus pelonggaran akan berlangsung bertahap.
Data Ritel dan Konsumen Tunjukkan Pemulihan Selektif di Ekonomi Domestik
Dari sisi domestik, rilis data ekonomi menunjukkan sinyal konsumsi yang masih bertahan. Penjualan ritel Agustus tumbuh 3,5% (YoY), melambat dari 4,7% pada bulan sebelumnya, namun tetap menandakan daya beli masyarakat cukup terjaga di tengah tekanan harga dan biaya pinjaman. Kinerja ritel yang positif ini memberi penopang psikologis bagi rupiah, terutama karena konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor utama pertumbuhan PDB Indonesia.
Sehari sebelumnya, data lain juga menunjukkan arah yang beragam. Indeks kepercayaan konsumen turun tipis ke 115,0 dari 117,2, menandakan optimisme yang sedikit teredam oleh kondisi harga pangan dan energi. Penjualan mobil terkontraksi -15,1% (YoY), namun penjualan motor justru naik 7,3%, mengindikasikan pemulihan yang lebih cepat di segmen menengah bawah. Perbedaan pola ini menggambarkan fase transisi ekonomi domestik menuju pemulihan yang lebih selektif dan bertahap.
Pasar Menanti Panduan Powell di Tengah Shutdown AS dan Ketidakpastian Global
Sementara itu, fokus eksternal pasar tertuju pada serangkaian pidato pejabat The Fed malam ini, termasuk Ketua Jerome Powell, Michelle Bowman, Neel Kashkari, dan Michael Barr. Investor menantikan konfirmasi apakah bank sentral akan benar-benar menurunkan suku bunga lagi pada pertemuan mendatang. Namun, data klaim pengangguran mingguan tidak dirilis akibat penutupan sebagian (shutdown) pemerintah federal yang masih berlangsung sejak awal Oktober, membuat pasar kehilangan salah satu petunjuk penting untuk menilai kekuatan ekonomi AS.
Kondisi tersebut memperpanjang fase ketidakpastian jangka pendek, di mana pasar global masih menakar keseimbangan antara prospek pelonggaran moneter dan risiko perlambatan ekonomi. Bagi rupiah, kombinasi antara fundamental domestik yang stabil, dukungan Bank Indonesia terhadap stabilitas pasar valas, serta ekspektasi global yang lebih dovish memberi ruang bagi mata uang ini untuk bertahan di kisaran sempit sambil menunggu arah baru dari Powell.
Dalam jangka menengah, pergerakan rupiah akan sangat bergantung pada seberapa konsisten data konsumsi domestik mampu menahan efek eksternal. Jika kepercayaan konsumen dapat kembali menguat dan inflasi tetap terkendali, potensi penguatan bertahap masih terbuka – terutama jika The Fed memberi sinyal lebih jelas tentang fase pelonggaran berikutnya.
作者:Tim FXStreet,文章来源FXStreet_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。


加载失败()