- Harga CPO Malaysia bergerak mendatar namun masih naik 3,44% minggu ini, ditopang rencana biodiesel B50 Indonesia meski pasar menanti laporan bearish dari MPOB .
- Indonesia akan butuh tambahan 5,3 juta ton CPO untuk program B50 mulai 2026, yang diperkirakan menghapus impor solar mulai 2025.
- Pelemahan ringgit membuat sawit lebih murah bagi pembeli asing, sementara harga minyak global dan minyak nabati saingan bervariasi.
Ipotnews -- Harga minyak sawit mentah (CPO) berjangka Malaysia bergerak dalam rentang sempit, Jumat, namun tetap berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan mingguan kedua berturut-turut.
Pelaku pasar masih menanti data penting terkait permintaan dan pasokan yang akan dirilis dalam waktu dekat, sementara rencana biodiesel Indonesia turut memberikan dukungan terhadap harga.
Harga acuan CPO untuk kontrak pengiriman Desember di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 10 ringgit, atau 0,22%, menjadi 4.581 ringgit (USD1.085,55) per metrik ton pada jeda tengah hari, demikian laporan Reuters, di Kuala Lumpur, Jumat (10/10).
Sepanjang pekan ini, harga kontrak CPO berjangka Malaysia melonjak sebesar 3,44%.
Menurut David Ng, trader Iceberg X Sdn Bhd, perusahaan pialan yang berbasis di Kuala Lumpur, pasar menantikan laporan dari Malaysian Palm Oil Board) yang diperkirakan menunjukkan data bearish.
Namun, dia menambahkan bahwa rencana implementasi biodiesel B50 di Indonesia menjadi faktor penopang harga.
Pemerintah Indonesia, Kamis, mengumumkan rencana penerapan program biodiesel B50 pada paruh kedua 2026. Kebijakan tersebut berpotensi menghilangkan kebutuhan Indonesia untuk mengimpor solar pada tahun mendatang.
Pemerintah Indonesia memperkirakan membutuhkan tambahan 5,3 juta ton minyak sawit mentah untuk mendukung program wajib B50 tersebut pada 2026.
Di pasar berjangka China, kontrak minyak kedelai (soyoil) paling aktif di bursa Dalian naik 0,55 persen, demikian pula dengan kontrak CPO-nya yang juga menguat 0,55 persen. Sementara itu, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade justru terkoreksi tipis 0,14 persen.
Harga CPO global cenderung mengikuti pergerakan minyak pesaing lainnya karena berkompetisi di pangsa pasar minyak nabati (vegetable oil) dunia.
Dari pasar energi, harga minyak mentah relatif tidak berubah setelah merosot lebih dari 1%, Kamis. Sentimen ini muncul setelah kesepakatan awal antara Israel dan Hamas untuk mengakhiri konflik di Gaza mulai meredakan premi risiko perang di pasar minyak global.
Penurunan harga minyak mentah biasanya membuat CPO menjadi kurang menarik sebagai bahan baku produksi biodiesel.
Sementara itu, nilai tukar ringgit--mata uang utama dalam perdagangan CPO--melemah 0,14% terhadap dolar AS, sehingga membuat harga CPO menjadi sedikit lebih murah bagi pembeli dari luar negeri yang menggunakan mata uang lain. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()