Saham Asia Ambles Buntut Ketegangan Tarif Dagang AS-China

JAKARTA, investor.id -Pasar saham di kawasan Asia-Pasifik melemah pada hari Senin (13/10), setelah ketegangan perang dagang antara China dan Amerika Serikat kembali meningkat menyusul pengenaan tarif hingga 100%.
Dikutip dari  CNBC International , Senin (13/10/2025) indeksASX/S&P 200 dari Australia melemah 0,68%. Kospi Korea Selatan juga anjlok 2,35%, dan Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 2,24%.
Harga berjangka Indeks Hang Seng dari Hong Kong menunjukkan pembukaan yang lebih rendah, diperdagangkan pada level 24.968, dibandingkan penutupan indeks sebelumnya di level 26.290,32.
Sementara itu, pasar saham Jepang tutup karena negara itu memasuki musim liburan.
Namun, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) Indonesia pada Jumat (10/10) ditutup menguat 0,08% ke level 8.257,8. IHSG diperkirakan akan melanjutkan kenaikan pada awal pekan di sekitarlevel 8.270-8.300.
Sedangkan tiga indeks saham utama AS melemah pada hari Jumat (10/10), dengan Dow Jones Industrial Average ditutup turun 878,82 poin, atau 1,9%, pada level 45.479,60.
S&P 500 juga melemah 2,71% dan ditutup pada level 6.552,51, sementara Nasdaq Composite anjlok 3,56% menjadi 22.204,43. Penurunan indeks secara luas ini merupakan yang terbesar sejak 10 April 2025.
Diberitakan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkantarif tambahan 100% ke China dan melakukan pengendalian ekspor semua perangkat lunak penting mulai 1 November 2025.
"Mulai 1 November 2025 (atau lebih cepat, tergantung pada tindakan atau perubahan lebih lanjut yang diambil oleh China), AS akan mengenakan tarif sebesar 100% kepada China, melebihi tarif apapun yang mereka bayarkan saat ini," kata Trump, dilansir Reuters .
Tarif baru tersebut mendorong tindakan balasan dari China, yang memutuskan untukmengenakan biaya kepada kapal-kapal AS yang berlabuh di pelabuhan-pelabuhan negara tersebut.
Kementerian Perhubungan China menilai, biaya-biaya yang diberlakukan AS pada April 2025 "sangat melanggar" prinsip-prinsip perdagangan internasional dan Perjanjian Pengiriman Maritim China-AS.

Sumber : investor.id