- Kontrak CPO Malaysia merosot 1,72% karena sentimen pasar yang hati-hati dan ekspektasi stok meningkat seiring naiknya produksi.
- Harga minyak nabati global bervariasi; CPO dan soyoil di Dalian turun, sementara minyak mentah naik, berpotensi mendukung permintaan biodiesel.
- Ekspor CPO Malaysia melesat hingga 19,4% di awal Oktober, namun harga rata-rata tahun depan diperkirakan lebih rendah akibat lonjakan output global.
Ipotnews - Harga minyak sawit mentah (CPO) berjangka Malaysia kembali melemah, Senin, memperpanjang tren penurunan untuk hari kedua berturut-turut. Pelemahan ini terjadi di tengah sikap hati-hati investor serta ekspektasi akan meningkatnya stok CPO seiring lonjakan output.
Kontrak berjangka minyak sawit untuk pengiriman Desember di the Bursa Malaysia Derivatives Exchange anjlok 78 ringgit, atau 1,72%, menjadi 4.466 ringgit (USD1.057,79) per metrik ton pada penutupan sesi siang, demikian laporan Reuters, di Kuala Lumpur, Senin (13/10).
David Ng, trader Iceberg X Sdn Bhd, perusahaan perdagangan yang berbasis di Kuala Lumpur, menyebut penurunan harga dipicu sentimen pasar yang menghindari risiko serta proyeksi meningkatnya stok CPO dalam beberapa pekan mendatang karena melonjaknya produksi.
Di pasar internasional, kontrak minyak kedelai (soyoil) paling aktif di Bursa Dalian mencatat penurunan 0,91%, sementara kontrak CPO di bursa yang sama merosot 1,77%. Sementara itu, harga minyak kedelai Chicago Board of Trade naik 0,32%.
Harga CPO secara umum mengikuti pergerakan minyak pesaingnya, karena berkompetisi memperebutkan pangsa di pasar minyak nabati (vegetable oil) global.
Harga minyak mentah dunia menguat setelah sebelumnya mencapai titik terendah dalam lima bulan terakhir. Kenaikan ini dipicu harapan pelaku pasar terhadap kemungkinan pertemuan antara Presiden Amerika Serikat dan Presiden China, yang diprediksi dapat meredakan ketegangan dagang antara dua negara ekonomi terbesar dunia itu, sekaligus konsumen minyak utama.
Kenaikan harga minyak mentah biasanya membuat CPO lebih menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Sementara itu, nilai tukar ringgit Malaysia stabil terhadap dolar, turut memberikan kepastian dalam perdagangan komoditas minyak sawit.
Data dari surveyor kargo menunjukkan ekspor produk minyak sawit Malaysia sepanjang 1-10 Oktober mengalami peningkatan antara 9,9% hingga 19,4% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.
Kenaikan ekspor ini menunjukkan adanya permintaan global yang masih kuat, meski harga mengalami tekanan.
Pemerintah Malaysia memperkirakan rata-rata harga minyak sawit mentah tahun depan akan berada di kisaran 3.900 hingga 4.100 ringgit per metrik ton.
Proyeksi ini didasarkan pada peningkatan produksi global dan bertambahnya suplai dari minyak nabati pesaing, seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari.
Menurut analis teknikal Reuters, Wang Tao, harga minyak sawit diperkirakan menemukan titik stabil di sekitar level support 4.530 ringgit per ton, sebelum berpotensi melanjutkan tren penguatan menuju level 4.604 ringgit. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()