Trump Redakan Tensi Perang Dagang dengan China, Greenback Loyo

• Dolar melemah tipis karena investor berharap ketegangan dagang antara AS-China mereda setelah pengumuman tarif 100% Trump yang memicu aksi jual pekan lalu.
• Euro dan yen tertekan oleh perkembangan politik di Prancis dan Jepang, dengan euro stabil di USD1,1622 dan dolar menguat 0,5% terhadap yen di 151,89.
• Yuan offshore menguat 0,2% seiring pertumbuhan ekspor China yang meningkat, sementara dolar Australia dan Selandia Baru juga naik masing-masing 0,8% dan 0,3%.

Ipotnews -- Dolar AS tetap berada di bawah tekanan, Senin, seiring harapan investor bahwa Washington akan meredakan eskalasi terbaru dalam perang dagang dengan Beijing setelah aksi jual besar-besaran Jumat lalu.
Sementara itu, perkembangan politik di Prancis dan Jepang menekan nilai tukar euro dan yen, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Senin (13/10).
Indeks Dolar AS (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama dunia, turun tipis 0,1% ke level 98,908, setelah sebelumnya sempat rebound singkat dari kejatuhan yang terjadi pasca pengumuman tarif 100% oleh Presiden AS Donald Trump terhadap barang impor dari China.
Pengumuman tarif tersebut mengingatkan pasar pada kebijakan tarif luas yang diumumkan Trump pada April lalu, yang memicu aksi jual di pasar saham dan mata uang kripto, Jumat.
"Situasi saat ini sangat penuh ketidakpastian," kata Tim Kelleher, Head of Institutional FX Sales Commonwealth Bank Auckland.
Dia menambahkan, terkait perang dagang Amerika-China, Trump kembali memperlihatkan sikap ' TACO '--istilah dalam perdagangan yang menyindir bahwa "Trump selalu mengalah".
Setelah pengumuman tarif 100% pada Jumat, Trump menyampaikan melalui media sosial  Truth Social , Minggu: "Jangan khawatir tentang China, semuanya akan baik-baik saja! Presiden Xi yang sangat dihormati hanya mengalami momen buruk. Dia tidak menginginkan depresi bagi negaranya, begitu juga saya. Amerika ingin membantu China, bukan menyakitinya!!!"
Likuiditas pasar diperkirakan terpengaruh oleh hari libur nasional di beberapa wilayah Amerika yang memperingati Columbus Day atau Indigenous Peoples' Day, Senin, meskipun bursa Wall Street tetap buka. Jepang juga tutup pada hari yang sama untuk memperingati Health and Sports Day.
Nilai tukar euro tercatat stabil di posisi USD1,1622, setelah pemerintah Prancis mengumumkan susunan kabinet baru Perdana Menteri Sebastien Lecornu, Minggu, termasuk penunjukan kembali Roland Lescure, sekutu dekat Presiden Emmanuel Macron, sebagai Menteri Keuangan.
Dolar AS menguat 0,5% terhadap yen menjadi 151,89 yen, setelah pasar mencermati prospek pemimpin baru Partai Demokrat Liberal Jepang, Sanae Takaichi.
Keluarnya partai Komeito dari koalisi pemerintah, Jumat lalu, menjadi pukulan bagi harapan Takaichi menjadi perdana menteri perempuan pertama Jepang, negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia.
Di pasar offshore, yuan diperdagangkan 7,1357 per dolar AS, menguat 0,2% setelah data menunjukkan pertumbuhan ekspor China meningkat sepanjang September.
Menurut Vasu Menon, Managing Director OCBC Singapura, respons China terhadap pengumuman tarif terbaru Trump akan sangat menentukan bagaimana pasar bergerak dalam beberapa hari mendatang.
"Kedua negara paham bahwa mereka tidak bisa terus meningkatkan ketegangan terlalu jauh, apalagi setelah banyak kemajuan yang dicapai dalam beberapa bulan terakhir," ujarnya.
"Pada akhirnya, konfrontasi antara dua kekuatan besar dunia ini bisa berubah menjadi akal sehat, di mana kedua pemimpin lebih mengutamakan ekonomi mereka daripada ego."
Di sisi lain, dolar Australia diperdagangkan menguat 0,8% ke level USD0,6525, sementara dolar Selandia Baru naik 0,3% menjadi USD0,5735. Poundsterling juga menguat tipis 0,1% ke posisi USD1,3347. (Reuters/AI)

Sumber : Admin