Indeks Saham EM Asia Melorot dan Mata Uang Melemah, Terdampak Ketegangan Dagang AS-China

avatar
· 阅读量 23
  • Saham EM Asia turun pada Senin akibat ketegangan dagang baru antara AS dan China.
  • Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif tambahan 100% untuk ekspor China, sementara Beijing mempertahankan pembatasan ekspor mineral penting.
  • Indeks utama di Shanghai, Taiwan, dan Korea Selatan melemah, dan mata uang regional cendrung melemah.

Ipotnews - Indeks saham acuan di negara-negara  emerging market  Asia bergerk turun, menjelang akhir sesi perdagangan awal pekan ini, Senin (13/10). Ketegangan dagang baru antara Amerika Serikat dan China menghentikan reli berbasis AI yang telah mendorong bursa saham global dan regional reli ke level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir pada pekan lalu.
Indeks MSCI untuk saham  emerging market  Asia, yang sejak awal Oktober bergerak di sekitar level tertinggi dalam lebih dari empat tahun, merosot 1,5%.
Presiden AS Donald Trump, pada Jumat lalu mengumumkan tambahan tarif sebesar 100% untuk ekspor China ke AS yang akan berlaku mulai 1 November. Langkah ini merupakan pembalasan terhadap kebijakan Beijing yang membatasi ekspor mineral kritis.
Beijing pada Minggu membela kebijakan pembatasan ekspor unsur tanah jarang dan peralatannya, namun tidak memberlakukan tarif baru terhadap produk AS.
"Ketegangan AS-China yang kembali memanas menjadi kejutan negatif bagi saham, terutama di tengah valuasi pasar yang sudah tinggi," kata Chetan Seth, analis strategi ekuitas di Nomura, dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.
Namun sebagian kekhawatiran mereda setelah Trump mengatakan: "Jangan khawatir tentang China, semuanya akan baik-baik saja!"
Laman Reuters melaporkan, selepas pukul 15:00, indeks Shanghai Composite, China sempat turun hingga 2,5% pada Senin sebelum memangkas sebagian besar kerugian untuk diperdagangkan melemah 0,2%.
Indeks saham Taiex, Taiwan, yang mencapai rekor tertinggi pada Jumat lalu, anjlok 1,4%, sementara indeks KOSPI Korea Selatan terperosok 1,6%. Indeks saham STI, Singapura juga turun anjlok 1,5%, menuju hari keempat berturut-turut penurunan.
Seth menambahkan, penting untuk melihat bagaimana reaksi pasar saham dan obligasi AS, mengingat Trump sebelumnya cenderung meredakan ketegangan, terutama ketika aset AS tertekan signifikan.
Wall Street merosot pada Jumat lalu, tetapi mulai pulih dengan kontrak berjangka S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik lebih dari 1% pada Senin pagi di Asia.
"Kami pikir sebagian investor mungkin berharap AS dan China dapat menemukan titik temu dan menurunkan ketegangan, yang bisa membatasi dampak negatif terhadap saham," ujar Seth.
Sementara itu, mata uang regional bergerak terbatas. Dolar Taiwan melorot 0,5%. Won Korea Selatan memangkas pelemahan setelah sempat turun 0,5%. Otoritas valuta asing Korea Selatan mengatakan mereka memantau ketat kemungkinan perilaku pasar yang bersifat  herd-like  di tengah meningkatnya volatilitas won.
Dolar Singapura turun tipis 0,1% menjelang keputusan kebijakan bank sentral pada Selasa. Dari 14 analis yang disurvei Reuters, 10 memperkirakan  Monetary Authority of Singapore  akan mempertahankan kebijakan moneternya, karena prospek pertumbuhan kota-negara tersebut tetap tangguh meski terjadi perlambatan perdagangan akibat tarif AS.
Ringgit Malaysia relatif stabil. Perdana Menteri Anwar Ibrahim pada Jumat mengumumkan rekor anggaran sebesar 470 miliar ringgit (USD111,40 miliar) untuk tahun 2026, termasuk investasi dari beberapa perusahaan milik negara. (Reuters)

Sumber : admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest