Emas Tembus Rekor USD4.100, Dipicu Tensi Dagang dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga

avatar
· 阅读量 24
  • Harga emas mencetak rekor baru, menembus USD4.100 per ons akibat meningkatnya ketegangan dagang AS-China dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
  • Analis memperkirakan tren naik berlanjut, dengan proyeksi dari Bank of America dan Standard Chartered bahwa harga emas bisa mencapai USD5.000 pada 2026.
  • Harga perak juga melonjak ke rekor tertinggi, mencapai USD52,12 per ons, didorong kondisi pasar yang ketat dan faktor makro yang sama seperti emas.

Ipotnews - Harga emas kembali mencetak rekor baru, Senin, menembus level USD4.100 per ons untuk pertama kalinya, dipicu oleh meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika dan China, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve.
Emas spot melambung 2,2% menjadi USD4.106,48 per ons pada pukul 24.47 WIB, setelah sempat menyentuh rekor intraday di USD4.116,77, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Senin (13/10) atau Selasa (14/10) dini hari WIB.
Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember ditutup melejit 3,3% menjadi USD4.133 per ons.
Sepanjang tahun ini, harga emas meroket sekitar 56%, setelah pekan lalu berhasil menembus tonggak psikologis USD4.000 untuk pertama kalinya. Kenaikan ini didorong kombinasi ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter AS, serta pembelian agresif oleh bank sentral di berbagai negara.
"Emas berpotensi melanjutkan tren kenaikan. Tidak menutup kemungkinan harganya melampaui USD5.000 per ons pada akhir 2026," ujar Phillip Streible, Chief Market Strategist Blue Line Futures. Dia menambahkan, pembelian bank sentral yang stabil, aliran dana ke ETF, dan ketegangan dagang AS-China menjadi faktor pendukung struktural bagi pasar logam mulia.
Dari sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump kembali memanaskan hubungan dengan Beijing pada Jumat (10/10), mengakhiri jeda damai sementara antara dua ekonomi terbesar dunia itu. Langkah ini kembali memicu kekhawatiran pasar akan potensi perang dagang baru.
Di sisi moneter, pelaku pasar memperkirakan peluang 97% untuk pemangkasan suku bunga the Fed sebesar 25 basis poin pada Oktober, dan 100% kemungkinan penurunan lanjutan pada Desember. Dalam kondisi suku bunga rendah, logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset) cenderung lebih diminati investor.
Bank of America dan Socit Gnrale kini memperkirakan harga emas dapat mencapai USD5.000 per ons pada 2026, sedangkan Standard Chartered menaikkan proyeksinya menjadi rata-rata USD4.488 per ons pada 2026.
"Reli ini masih punya tenaga, tapi koreksi jangka pendek akan lebih sehat untuk tren naik jangka panjang," ujar Suki Cooper, Kepala Riset Komoditas Global di Standard Chartered Bank.
Kenaikan juga terjadi pada logam mulia lainnya. Perak spot melesat 3,1% menjadi USD51,82 per ons, setelah menyentuh rekor tertinggi USD52,12 pada awal sesi. Platinum melonjak 3,9% ke USD1.648,25, dan paladium menguat 5,2% jadi USD1.478,94.
Namun, sejumlah analis mengingatkan potensi koreksi jangka pendek karena indikator teknikal menunjukkan kondisi overbought, dengan RSI emas di level 80 dan RSI perak di posisi 83. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest