Manufaktur RI Tetap Moncer di Tengah Gejolak Geopolitik, Ini Buktinya

avatar
· 阅读量 12
Manufaktur RI Tetap Moncer di Tengah Gejolak Geopolitik, Ini Buktinya
Foto: Shutterstock
Jakarta

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, Tri Supondy menyebut sektor industri manufaktur Indonesia menunjukkan kinerja positif di tengah tantangan geoekonomi dan geopolitik dunia.

Hal ini terlihat dari pertumbuhan sektor Industri Pengolahan Nonmigas (IPNM) tumbuh sebesar 5,60% (YoY) pada triwulan II 2025. Menurut Tri, angka itu lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,12%.

"Sektor IPNM juga memberikan kontribusi sebesar 16,92% terhadap PDB nasional, mencerminkan sektor manufaktur yang tetap ekspansif dan mempertahankan peran strategisnya sebagai tulang punggung perekonomian," ujarnya dalam sosialisasi Permenperin No 26/2025, di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Kena Getok Tarif Tinggi AS, India Kalang Kabut Cari Pasar Baru



Dari sisi kinerja ekspor, selama Januari-Agustus 2025 nilai ekspor sektor IPNM mencapai US$ 147,95 miliar atau Rp 2.441 triliun (kurs Rp 16.500), atau 79,92% dari total ekspor nasional sebesar US$ 185,13 miliar atau Rp 3.054 triliun.

ADVERTISEMENT

"Kepercayaan investor pada sektor manufaktur juga tetap kuat, dengan realisasi investasi Industri manufaktur sebesar Rp 366,6 triliun pada semester I 2025, atau 38,88% dari total investasi nasional," tuturnya.

Sejalan dengan pertumbuhan positif investasi manufaktur, kata dia, hingga Februari 2025 sektor IPNM telah menyerap 19,60 juta tenaga kerja, atau 13,45% dari total tenaga kerja nasional.

Kemudian optimisme pelaku usaha juga tercermin melalui Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang pada September 2025 mencapai 53,02, serta Purchasing Managers Index (PMI) sebesar 50,4. Hal ini menandakan kecenderungan ekspansif dari para pelaku usaha industri nasional.

"Secara global, posisi Indonesia juga terus menguat. Berdasarkan data World Bank, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia tahun 2024 mencapai US$ 265,07 Miliar. Pencapaian ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-13 dunia, ke-5 di Asia, dan peringkat pertama di ASEAN," tutupnya.

(ily/rrd)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest