Terbebani Ketegangan Dagang AS–China dan Peringatan Oversupply, Minyak Anjlok 1,5%

avatar
· 阅读量 12
  • Harga minyak turun 1,5% pada Selasa karena ketegangan dagang AS-China dan peringatan IEA tentang potensi kelebihan pasokan besar pada 2026.
  • Brent ditutup di USD62,39 per barel, dan WTI di USD58,70, keduanya menyentuh level terendah lima bulan.
  • IEA memperkirakan surplus hingga 4 juta barel per hari tahun depan, sementara ketegangan dagang dan pembatasan ekspor menekan sentimen pasar minyak global.

Ipotnews - Harga minyak mentah dunia merosot 1,5% pada akhir perdagangan Selasa, setelah International Energy Agency (IEA) memperingatkan potensi kelebihan pasokan besar pada 2026, sementara ketegangan dagang antara Amerika dan China masih menekan sentimen pasar.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup menyusut 93 sen atau 1,5% menjadi USD62,39 per barel, demikian laporan  Reuters,  di Houston, Selasa (14/10) atau Rabu (15/10) pagi WIB.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), berkurang 79 sen atau 1,3% ke posisi USD58,70 per barel. Kedua acuan harga tersebut kini berada di level terendah dalam lima bulan terakhir.
Pada sesi sebelumnya, Brent sempat naik 0,9% dan WTI menguat 1%, ditopang harapan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akhir bulan ini.
Namun, laporan IEA terbaru memperkirakan pasar minyak global akan menghadapi surplus hingga 4 juta barel per hari pada 2026, seiring peningkatan output dari anggota OPEC + dan produsen non- OPEC , sementara permintaan masih lesu.
Laporan bulanan OPEC yang dirilis Senin menilai prospek pasokan lebih moderat. Kartel tersebut memperkirakan defisit pasokan minyak global akan menyempit tahun depan, seiring rencana kenaikan produksi bertahap oleh negara-negara anggota dan sekutunya.
Meski demikian, sejumlah eksekutif dari perusahaan minyak besar dan rumah dagang global memperkirakan pasar minyak akan kembali mengetat dalam jangka menengah hingga panjang, setelah melewati fase pelemahan sementara.
"Ketegangan terbaru antara AS dan China menjadi tekanan tambahan bagi harga minyak karena dapat menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi China jika situasi terus memanas," ujar Dennis Kissler, Senior Vice President of Trading BOK Financial.
Analis UBS Giovanni Staunovo menambahkan, sentimen pasar sedang berada dalam mode risk-off, dipicu kekhawatiran atas hubungan dagang kedua negara dan prospek pasokan berlebih menurut laporan IEA.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Senin, menegaskan bahwa Trump tetap berkomitmen bertemu dengan Xi Jinping di Korea Selatan bulan ini, sebagai upaya menurunkan ketegangan terkait ancaman tarif dan kontrol ekspor.
Ketegangan kembali meningkat setelah China memperluas kontrol ekspor mineral langka pekan lalu, dan Trump membalas dengan ancaman tarif 100% serta pembatasan ekspor perangkat lunak strategis mulai 1 November.
Selasa, Beijing juga mengumumkan sanksi terhadap lima anak usaha Hanwha Ocean asal Korea Selatan yang berafiliasi dengan Amerika, sementara kedua negara sepakat untuk memberlakukan biaya pelabuhan tambahan bagi perusahaan pelayaran internasional.
Di pasar berjangka, selisih harga enam bulan kontrak Brent menyempit ke premi terkecil sejak awal Mei, sedangkan WTI mencatat spread terendah sejak Januari 2024.
Penyempitan backwardation--kondisi di mana harga pengiriman segera lebih tinggi dari kontrak jangka panjang--menandakan pasokan jangka pendek berlimpah, sehingga keuntungan dari penjualan di pasar spot makin menurun. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest