Isyarat Kelanjutan Pemangkasan Suku Bunga The Fed Muncul Lagi, Rupiah Berpeluang Menguat

avatar
· 阅读量 21
  • Rupiah menguat tipis ke level Rp16.574 per dolar AS pada Rabu (15/10) pagi, naik 31 poin atau 0,19% dibanding penutupan sebelumnya.
  • Sinyal dovish The Fed dari Jerome Powell dan Susan Collins memicu pelemahan dolar AS; Powell mengisyaratkan pemangkasan suku bunga 0,25% akhir Oktober, sementara Collins menilai pemangkasan lanjutan diperlukan untuk menjaga pasar tenaga kerja.
  • Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.550-Rp16.650 per dolar AS, seiring melemahnya dolar pasca pernyataan pejabat The Fed.

Ipotnews - Kurs rupiah berpeluang menguat terhadap dolar Amerika Serikat, setelah dua pejabat Federal Reserve mengeluarkan isyarat melanjutkan pemangkasan suku bunga acuan.
Mengutip data Bloomberg, Rabu (15/10) pukul 09.15 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan pada level Rp16.574 per dolar AS, posisi tersebut menguat 31 poin atau 0,19% dibandingkan penutupan perdagangan Selasa sore (14/10) di level Rp16.603 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan bahwa rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yg melemah setelah pidato Powell yang less "hawkish" daripada yang dikuatirkan.
"Sedangkan President Federal Reserve Boston Susan Collins justru bernada dovish dan melihat perlunya pemangkasan suku bunga yang lebih besar ke depannya," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews pagi ini.
Lukman memprediksi kurs rupiah hari ini di kisaran Rp16.550 - Rp16.650 per dolar AS.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bank sentral AS akan memangkas suku bunga sebesar 0,25% lagi akhir bulan ini, meski penutupan (shutdown) pemerintah secara signifikan mengurangi kemampuan The Fed untuk menilai kondisi ekonomi.
Powell, dalam pidatonya pada Selasa (14/10) waktu setempat di pertemuan tahunan National Association for Business Economics ( NABE ), mengatakan bahwa prospek ekonomi tampaknya tidak berubah sejak para pembuat kebijakan bertemu pada September, saat mereka menurunkan suku bunga dan memproyeksikan dua kali lagi tahun ini.
"Pemotongan suku bunga pada Oktober sudah pasti," kata Julia Coronado, pendiri firma riset MacroPolicy Perspectives dan mantan ekonom The Fed. "Tidak ada yang mengubah pandangan bahwa masih ada risiko penurunan di pasar tenaga kerja."
Gubernur The Fed Bank of Boston, Susan Collins mengatakan bank sentral AS harus terus menurunkan suku bunga tahun ini untuk mendukung pasar tenaga kerja, sekaligus mempertahankannya di level yang cukup tinggi untuk memastikan inflasi tetap terkendali.
"Karen risiko inflasi relatif terkendali, tetapi risiko penurunan lapangan kerja lebih besar, tampaknya bijaksana untuk menormalisasi kebijakan lebih lanjut tahun ini guna mendukung pasar tenaga kerja," kata Collins dalam pidatonya pada acara The Fed Boston, Selasa kemarin.(Adhitya/AI)

Sumber : admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest