 
            Menurut Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menilai Indonesia sudah bisa mencapai swasembada beras tahun ini. Hal ini sejalan dengan Indonesia mengalami surplus beras hingga 4 juta ton hingga akhir tahun.
Zulhas mulanya mengatakan produktivitas Indonesia di sektor pertanian sempat tertinggal dari negara tetangga, seperti Vietnam dan Thailand. Hal ini terjadi lantaran masih ada kebijakan pangan nasional yang keliru.
Zulhas menilai Indonesia dapat menjadi lumbung pangan dunia karena menjadi negara tropis. Namun, Indonesia sempat masih mengimpor beras selama beberapa tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bayangkan, kita impor beras dari mana? Satu, Thailand, Vietnam. Yang penduduknya lebih sedikit, wilayahnya lebih sedikit, tapi produktivitasnya luar biasa," ujar Zulhas dalam Agrifood Summit 2025 di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).
| Baca juga: Produksi Tebu-Singkong Mau Digeber demi BBM Campur Etanol 10% | 
"Berarti kan kita ada sesuatu yang keliru, kita lahan lebih luas, penduduk lebih banyak, tetapi kita tidak mampu memproduksi, produktivitas kita tidak mampu seperti teman-teman tadi," imbuh ia.
Zulhas menerangkan ada kebijakan yang perlu diluruskan. Sebab, pada masa orde baru, Indonesia disebut Macan Asia. Namun, 28 tahun reformasi, Indonesia kalah dengan negara-negara tetangga. Hal inilah yang menjadi prioritas utama oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Dulu masa Orde Baru, kita disebut Macan Asia kan, enggak kalah dengan Tiongkok, kalau Thailand, Vietnam, Malaysia di bawah kita pada masa itu ya. Tapi 28 tahun kita reformasi kita tertinggal. Nah maka negara harus kuat, lahirkan Danantara, itu program untuk hilirisasi," terang Zulhas.
Zulhas menyebut Prabowo mempunyai misi harus bisa mencapai swasembada pangan tiga-empat tahun lagi. Berkat sinergitas lintas kementerian/lembaga, Zulhas menerangkan telah menunjukkan hasil.
"Produktivitas beras kita meningkat 12,62%. Kelihatan hasilnya, sampai November, ini kata BPS bukan kata saya, 33,19 juta ton meningkat 12,62%, sementara jagung 14,54 juta ton, naik kira-kira 8,26%," terang Zulhas.
Padahal pada tahun lalu, Indonesia masih impor beras 4,52 juta ton. Dengan produktivitas yang mencukupi, Indonesia tahun ini tidak mengimpor beras.
"Jadi kalau produksi kita meningkat, impor kita tidak kita lakukan, ya maka kita sudah kategori surplus tahun ini. Nah dalam rumusan swasembada pangan, impor 10% saja itu sudah termasuk swasembada. Ini bukan impor, kita tidak impor lagi, bahkan kita surplus, kita perkirakan sampai akhir tahun, bulan Desember mendatang, kira-kira surplus 4 juta ton. Jadi kita sudah bisa mengatakan tahun ini kita swasembada beras," imbunya.
(rea/rrd)作者:Retno Ayuningrum -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。



加载失败()