Danantara: Komisaris RI Dibandingkan Dunia Memang Terlalu Mahal

avatar
· 阅读量 9
Danantara: Komisaris RI Dibandingkan Dunia Memang Terlalu Mahal
Foto: Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (BP Danantara) Pandu Sjahrir. Foto: Retno Ayuningrum/detikcom)
Jakarta

Komisaris di perusahaan-perushaaan BUMN menjadi salah satu yang termahal dibandingkan dengan negara-negara lain dunia. Kondisi ini membuat Daya Anagata Nusantara (Danantara) melaksanakan penyesuaian tantiem hingga perekrutan profesional asing.

Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara, Pandu Patria Sjahrir, mengatakan pihaknya menemukan bahwa struktur kompensasi komisaris di BUMN selama ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara lain. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan penyesuaian terkait di sisi komisaris, termasuk terkait tantiem.

Tantiem sendiri merupakan penghasilan yang merupakan penghargaan yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN apabila BUMN bersangkutan memperoleh laba dan tidak mengalami akumulasi kerugian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena komisaris-komisaris kita (RI) dibandingkan secara dunia, sorry to say, memang terlalu mahal. Jadi harus kita ubah secara tantiem dan segala macam," kata Pandu, dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).

Baca juga: Danantara Blak-blakan Alasan Garuda Tunjuk 2 WNA Masuk Jajaran Direksi

ADVERTISEMENT

Pandu mengatakan, penyesuaian ini akan berdampak pada penghematan kurang lebih sekitar Rp 8,2 triliun. Nantinya, dana hasil efisiensi itu akan digunakan untuk investasi dan pengembangan bisnis.

"Sekarang uangnya bisa digunakan nantinya saving itu untuk investasi. Itu dari tantiem komisaris. Kalau direksi berbeda karena direksi harus bekerja dan kita harus compare dengan global standard," jelasnya.

Pandu menjelaskan, insentif bagi direksi kini sepenuhnya berbasis kinerja operasional dan laporan keuangan yang mencerminkan kondisi riil perusahaan. Dengan demikian, kompensasi tidak lagi diberikan secara otomatis, melainkan harus sebanding dengan hasil kerja dan kontribusi yang terukur.

Langkah penyesuaian ini sebagai salah satu upaya untuk mendorong perusahaan-perusahaan pelat merah di bawah Danantara agar memacu kinerjanya dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan global terkemuka.

"Kita harus mencari SDM terbaik untuk bisa meningkatkan institusi-institusi yang ada di bawah Danantara. Karena keinginan kita tadi, misalnya Mandiri, kita ingin bersaing langsung secara global. Kita ingin Pertamina menjadi salah satu perusahaan terbesar di oil and gas," ujarnya.

(shc/kil)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest