Tembaga Shanghai Menguat di Tengah Kekhawatiran Pasokan dan Tensi Dagang

avatar
· 阅读量 13
  • Harga tembaga Shanghai naik tipis 0,11% di tengah kekhawatiran pasokan akibat anjloknya biaya pengolahan dan pemurnian (TC/RC), yang dikhawatirkan mengganggu keberlanjutan produksi tembaga.
  • Jepang, Spanyol, dan Korea Selatan memperingatkan TC/RC yang terus melemah dapat menekan profitabilitas dan menurunkan output tembaga rafinasi secara global.
  • Ketegangan dagang AS-China kembali meningkat menjelang potensi pertemuan Trump-Xi, setelah AS mengkritik kontrol ekspor rare earth oleh China yang dianggap mengancam rantai pasok.

Ipotnews -- Harga tembaga Shanghai menguat, Kamis, didorong kekhawatiran pasar terhadap gangguan pasokan global, di tengah penurunan tajam biaya pengolahan dan pemurnian serta meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China menjelang pertemuan tingkat tinggi kedua negara.
Kontrak tembaga yang paling aktif di Shanghai Futures Exchange ( SHFE ) ditutup naik 0,11% menjadi 85.050 yuan (USD11.938,18)
per metrik ton.
Namun, harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) justru terkoreksi 0,13% ke level USD10.627 per ton pada pukul 14.03 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Shanghai, Kamis (16/10).
Kekhawatiran pasar semakin meningkat setelah Jepang, Spanyol, dan Korea Selatan, Rabu, menyuarakan keprihatinan terhadap anjloknya biaya pengolahan dan pemurnian (TC/RC), yang merupakan sumber pendapatan penting bagi industri peleburan tembaga.
Ketiga negara itu mengingatkan bahwa penurunan tajam -- bahkan hingga ke level nol atau negatif -- berpotensi memangkas produksi tembaga rafinasi secara signifikan karena menekan profitabilitas smelter.
"Penurunan TC/RC yang berkelanjutan dapat mengancam keberlanjutan industri dan mempersempit pasokan tembaga global," demikian bunyi pernyataan bersama ketiga negara importir utama tembaga tersebut.
Faktor lain yang memengaruhi sentimen pasar adalah memburuknya hubungan dagang antara AS dan China. Ketegangan meningkat menjelang kemungkinan pertemuan penting antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang dijadwalkan akhir bulan ini.
Pejabat tinggi AS, termasuk Perwakilan Dagang Jamieson Greer dan Menteri Keuangan Scott Bessent, Rabu, mengecam kebijakan pengendalian ekspor logam tanah jarang (rare earth) oleh China, yang dinilai mengancam rantai pasok global.
Mereka mendesak Beijing untuk mencabut kebijakan tersebut dan memperingatkan bahwa langkah itu dapat memperdalam proses pemisahan ekonomi (decoupling) antara kedua negara.
Meski demikian, pejabat AS menegaskan bahwa Washington tidak mencari eskalasi konflik dan masih membuka ruang bagi China untuk menarik kebijakan tersebut.
Beijing sendiri membela keputusannya dan menyatakan bahwa kebijakan tersebut tidak termasuk larangan ekspor total.
Situasi ini membuat prospek pertemuan Trump-Xi dipertanyakan, meski KTT tersebut diharapkan dapat meredakan ketegangan dagang yang semakin memanas.
Logam dasar lainnya di kompleks LME, aluminium menguat 0,73%, seng (zinc) naik 0,2%, nikel bertambah 0,34%, timbal (lead) bertambah 0,1%, dan timah meningkat 0,5%.
Di bursa berjangka Shanghai, aluminium menguat 0,48%, nikel meningkat 0,21%, timbal naik 0,26%, timah bertambah 0,34%, sedangkan seng melemah 0,25%. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest