- Harga minyak turun sekitar 3% pekan ini setelah Trump dan Putin sepakat bertemu untuk bahas penyelesaian perang Ukraina, meredakan kekhawatiran pasokan ketat.
- Stok minyak AS naik signifikan 3,5 juta barel akibat pemeliharaan kilang dan produksi AS mencapai rekor tertinggi.
- Proyeksi IEA menunjukkan kelebihan pasokan minyak global meningkat hingga 2026, menekan harga minyak lebih lanjut.
Ipotnews -- Harga minyak melemah, Jumat, dan diperkirakan mencatat kerugian mingguan sekitar 3%, setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk menggelar pertemuan di Hungaria guna membahas penyelesaian perang di Ukraina. Langkah ini meredakan kekhawatiran tentang ketatnya pasokan energi global.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 38 sen atau 0,69% menjadi USD60,65 per barel pada pukul 14.27 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Beijing, Jumat (17/10).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), juga berkurang 38 sen atau 0,66% ke posisi USD57,08 per barel.
Penurunan harga minyak pekan ini juga dipengaruhi oleh pandangan Badan Energi Internasional (IEA) yang memproyeksikan kelebihan pasokan minyak global akan membesar pada 2026.
Kesepakatan pertemuan antara Trump dan Putin, Kamis, merupakan langkah tak terduga yang muncul ketika Moskow khawatir akan adanya dukungan militer tambahan dari Amerika kepada Kyiv. Pertemuan itu direncanakan berlangsung dalam dua pekan ke depan di Budapest.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dijadwalkan bertemu dengan Trump di Gedung Putih, Jumat, untuk meminta bantuan militer lebih lanjut, termasuk rudal Tomahawk jarak jauh buatan Amerika. Pada saat yang sama, Washington juga memberikan tekanan kepada India dan China agar menghentikan pembelian minyak Rusia.
"Kekhawatiran terhadap pasokan yang ketat mereda setelah diumumkan bahwa Trump akan bertemu dengan Putin untuk membahas akhir perang di Ukraina," ujar Daniel Hynes, analis ANZ.
Tekanan lain terhadap harga minyak datang dari laporan Badan Informasi Energi (EIA) Amerika yang menunjukkan peningkatan stok minyak mentah 3,5 juta barel menjadi total 423,8 juta barel pekan lalu, jauh melampaui ekspektasi analis dalam survei Reuters yang hanya memperkirakan kenaikan 288.000 barel.
Lonjakan stok minyak yang lebih besar dari perkiraan ini terutama disebabkan penurunan pemakaian kilang akibat adanya jadwal pemeliharaan musim gugur. Selain itu, produksi minyak AS juga meningkat menjadi 13,636 juta barel per hari, rekor tertinggi sepanjang masa.
Pada sesi sebelumnya, kontrak Brent ditutup anjlok 1,37%, sementara WTI merosot 1,39%, menandai level terendah sejak 5 Mei lalu. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()