- Harga emas naik tipis ditopang ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed, dengan investor menunggu rilis data inflasi inti Amerika dan pembicaraan dagang AS-China pekan ini.
- Emas mencoba pulih usai aksi jual besar Jumat lalu, sementara perak turun 0,18% setelah mencatat kerugian harian terbesar sejak April.
- Sepanjang tahun, emas melonjak lebih dari 60% didorong faktor geopolitik, pelonggaran moneter, dan arus masuk kuat ke instrumen investasi emas.
Ipotnews - Harga emas menguat tipis, Senin, disokong ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve lebih lanjut, sementara investor cenderung wait and see menjelang rilis data inflasi inti Amerika serta pembicaraan dagang antara Washington dan Beijing yang dijadwalkan pekan ini.
Emas spot naik 0,11% menjadi USD4.256,50 per ons pada pukul 14.19 WIB, sementara harga emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember melonjak 1,1% jadi USD4.259,80 per ons, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Bengaluru, Senin (20/10).
Di sisi lain, harga perak spot turun 0,18% menjadi USD51,82 per ons, pasca anjlok sekitar 4,4% pada Jumat lalu, mencatatkan kerugian harian terburuk sejak awal April, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi USD54,47 di hari yang sama.
"Pasar emas sedang mencoba memulihkan posisi setelah aksi jual besar-besaran pada Jumat. Sentimen mulai normal kembali setelah beberapa pekan sebelumnya sempat mengalami euforia," ujar Kyle Rodda, analis Capital.com.
Jumat, harga emas jatuh sekitar 1,8%, penurunan terbesar sejak pertengahan Mei. Tekanan ini dipicu oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan usulan tarif 100% terhadap barang-barang asal China kemungkinan tidak akan berkelanjutan.
Meski begitu, Trump tetap menegaskan bahwa dia akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, dan menyatakan optimisme terhadap hubungan kedua negara.
Menurut Rodda, dua katalis penting yang akan menentukan arah pasar pekan ini adalah pembicaraan dagang AS-China serta rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) inti AS yang dijadwalkan Jumat.
"Salah satu faktor yang mendorong lonjakan harga emas belakangan ini adalah kekosongan data ekonomi, yang menciptakan ruang bagi spekulasi," papar dia.
Data inflasi yang akan dirilis Jumat mendatang diperkirakan menunjukkan inflasi inti AS bertahan di level 3,1% pada September. Namun angka ini diperkirakan tidak akan mengganggu pasar, karena the Fed belum memberikan sinyal penolakan terhadap ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Menurut FedWatch Tool CME Group, pasar kini memperkirakan secara penuh akan ada pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan ini, serta pelonggaran tambahan pada Desember.
Kinerja emas sepanjang tahun ini juga sangat mengesankan. Logam kuning meroket lebih dari 60% sejak awal tahun, bahkan sempat menyentuh rekor tertinggi USD4.378,69 per ons, Jumat lalu. Lonjakan ini ditopang oleh kombinasi ketegangan geopolitik global, spekulasi agresif terhadap pelonggaran moneter, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, tren dedolarisasi, serta arus masuk kuat ke instrumen investasi emas seperti ETF.
Logam mulia lainnya, harga platinum melemah 0,65% menjadi USD1.609,28 per ons, sedangkan palladium naik 0,78% menjadi USD1.475,70. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
        喜欢的话,赞赏支持一下
        



加载失败()