Pasardana.id - CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara Indonesia (BPI Danantara) Rosan Perkasa Roeslani berjanji akan membongkar seluruh laporan keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terutama yang memiliki aset yang besar.
Hal tersebut dilakukan agar laporan yang diterima sesuai dengan kondisi perusahaan yang ada. Dia juga memastikan tak akan ada praktik memoles laporan keuangan perusahaan pelat merah ini.
Karena selama ini, Rosan menemukan banyak BUMN dengan aset yang besar laporan keuangan tidak sesuai dengan keadaan perusahaan.
"Saya bilang, di bawah Danantara, di bawah pimpinan saya. tidak ada lagi di BUMN yang melakukan hal-hal mempercantik buku. Tahun depan saya akan melakukan koreksi beberapa buku perusahaan BUMN, termasuk yang besar-besar, karena pelaporannya tidak sesuai dan tidak benar," tegasnya, di Jakarta, Senin (20/10).
Disampaikan Rosan, permainan licik dari direksi dan komisaris BUMN ini modusnya dengan meminjam dana untuk membayarkan dividen ke pemegang saham.
"Jadi, kelihatan profitnya gede, tapi begitu bagi dividen mesti pinjam duit dulu, dan ini berlaku. 'Wah Pak, dividen kita besar'. 'Oke, dividennya dikirimkan' 'Entar Pak, kita mesti pinjam duit ke bank dulu' gitu," bebernya.
"Yang kami lihat dulu-dulu komisaris ikut mendorong supaya profitnya tinggi, tapi dengan cara mempercatik buku. Laporan keuangannya dibedakin supaya lebih cantik, malah kadang-kadang berani melakukan fraud, pelaporan yang tidak benar," ucapnya.
Atas dasar itulah, dirinya akan mengeluarkan kebijakan penghapusan tantiem bagi komisaris BUMN.
"Karena kalau kita lihat di dunia, normalnya di negara-negara lain, itu tidak ada komisaris atau istilahnya non-executive director dapat bonus. Karena kenapa? karena mereka mendapatkan fixed salary yang baik, dan karena kan fungsinya pengawasan," tandasnya.



加载失败()